TATA KRAMA SISWA DAN SOPAN SANTUN
PENGERTIAN
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata= Adat, aturan, norma, peraturan.
Krama= Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan.]
Tata krama adalah
Kebiasaan adat sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara anggota masyarakat disuatu tempat.
Kebiasaan sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah/ keluarga, sekolah, hubungan masyarakat dimana siswa berada.
Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana saja dan kapan saja, bila kita berkomunikasi seperti perkenalan berbicara, bertatap muka, atau pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya seperti telepon dan surat kita harus mengetahui tata kramanya.
Sopan santun adalah sikap perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan.
Bagi siswa, sopan santun merupakan wujud budi pekerti luhur yang dperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai orang dalam kedudukan masing-masing, seperti orang tua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat dan tulisan-tulisan atau hasil karya para bijak (cerdik pandai) yang merupakan bagian dari ajaran moral.
Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa dapat mewujudkannya dalam sikap bentuk dan perilaku yang selaras dan serasi dengan kodrat, tempat waktu dan kondisi lingkungan dimana siswa berada sehari-hari.
PERWUJUDAN
Siswa sebagai insan pribadi (individual), insan pendidikan, insan pembanguan nasional baik secara individu maupun secara kelompok sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan sosial harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku yang dapat mencerminkan norma nilai sopan santun yang dimilikinya sesuai dengan kondisi dan situasi secara pribadi (individual) maupun secara kelompok.
Secara Pribadi
Siswa sebagai pribadi (individu) terlepas dalam hubungan dengan pribadi lain atau kelompok harus dapat meujudkan tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari sesuai denga nilai sopan santun sebagai pencerminan kepribadian dan budi pekerti luhur.
Sikap dan perilaku tersebut harus diwujudkan dalam:
sikap berbicara
sikap duduk
sikap berdiri
sikap berjalan
sikap berpakaian
sikap makan dan minum
sikap pergaulan
sikap penghormatan
sikap mengggunakan fasilitas umum
Secara Kelompok
Siswa Sebagai insan dalam kodratnya sebagai makhluk sosial yang memiliki norma nilai sopan santun, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku kelompok sehari-hari sesuai dengan norma nilai sopan santun dilingkungan sosialnya sebagai berikut:
Di Sekolah
Pencerminan sikap dan perilaku di sekolah antara lain:
( Sikap memasuki ruangan (kelas, guru, kepala sekolah)
( Sikap duduk di kelas
( Sikap terhadap guru, kepala sekolah, Tata Usaha
( Sikap terhadap sesama teman
( Sikap berpakaian seragam sekolah
( Sikap pada waktu mengikuti upacara di sekolah
( Sikap dilapangan olahraga, dsb.
Di Keluarga
Pencerminan sikap dan perilaku di keluarga sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku, antara lain:
( Sikap memasuki rumah
( Sikap terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lebih
tua
( Sikap terhadap saudara-saudara
( Sikap makan dan minum
( Sikap menerima telephone
( Sikap berpakaian
( Sikap melakukan ibadah dan sebagainya
Di Masyarakat
Pencerminan sikap dan perilaku siswa di masyarakat dituntut untuk sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, antara lain:
( Sikap terhadap orang yang lebih tua, tokoh masyarakat
( Sikap terhadap sesama teman
( Sikap menelephone
( Sikap perkenalan
( Sikap berteman
( Sikap mengikuti upacara
( Sikap pada jamuan makan/ pesta
( Sikap pada waktu bepergian
( Sikap mengunjungi orang sakit
( Sikap di tempat kost
PERMASALAHAN DAN SUMBER PENYEBAB
Banyak keluhan yang dikemukakan para orang tua, tenaga pendidik, dan masyarakat mengenai sikap dan perilaku siswa yang menyimpang ataupun tidak sesuai denagn nilai/ norma sopan santun, misalnya pergi atau masuk tidak pamit pada orang tua atau mengetuk pintu, disekolah duduk di kelas seenaknya atau memasuki rumah orang (bertamu) tanpa mengetuk pintu, serta banyak lagi contoh ditemukan dalam kehidupan siswa.
Siswa hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, jika berperilaku menyimpang ataupun tidak sesuai dengan nilai/ norma sopan santun, tidak dapat diletakkan kesalahan pada satu pihak saja.
Kesemuanya itu harus ditinjau juga dari dimensi orang tua yaitu bagaimana pola asuh keluarga dan penanaman nilai-nilai keagamaan dari kecil, kemudian disekolah bagaimana lingkungan pergaulan dengan teman-temannya, sikap dan perilaku para guru sebagai panutan mereka adalah tokoh pimpinan dalam masyarakat.
Dapat disimpulkansebagai sumber penyebab dari penyimpangan perilaku siswa ataupun sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sopan santun adalah:
Keluarga
Didalam keluarga, hendaklah sedini mungkin ditanamkan budi pekerti luhur, disiplin dan nilai-nilai kegamaan.
Orang tua harus memberi contoh-contoh yang baik dan memberikan perhatian cukup kepada anaknya.
Orang tua yang keduanya sibuk sehingga tidak sempat bergaul dengan anak-anaknya, maka siswa tidak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari kedua orang tuanya.
Sekolah, masyarakat dan lingkungan
Lingkungan pergaulan dengan teman-teman di sekolah atau di masyarakat dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seorang siswa.
Sikap dan perilaku para pendidik serta tokoh masyarakat merupakan panutan.
Tontonan, film-film di bioskop atau video.
BENTUK-BENTUK SOPAN SANTUN YANG DIINGINKAN
Sopan santun sebagai perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan sejak seseorang lahir, terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yang selaras dan serasi dengan kodrat, tempat, waktu, dan kondisi lingkungan.
Bentuk sopan santun siswa yang diinginkan dan diterapkan dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari sesuai dengan perwujudannya dapat digolongkan menjadi:
Sikap motorik
Sikap dan cara penghormatan
Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
Sikap perilaku pergaulan
Sikap dan tata cara makan dan minum
Sikap motorik
Dari anak umur Taman Kanak-kanak sampai remaja dapat dikatakan berlaku pembinaan yang semakin lama semakin berkualitas dari terarah, berlanjut, konsekuen, bertahap dan meningkat.Baik tata cara bicara instruktif sampai kepada cara melatih akan meningkat sesuai dengan dorongan psikologik masing-masing dari balita ke remaja.
Sikap duduk
Duduk sebaiknya tegak dan rileks. Usahakan tersenyum sedikit, sikap yang penting bagi perkembangan fisik tulang punggung anak, disamping memberikan penampilan yang baik.Bila tidak mampu, diperkirakan ada sesuatu yang harus diperiksakan. Kesalahan mungkin pada tempat duduk yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Perhatian pada satu arah, bila ada yang berbicara didepan perhatikan orang tersebut jangan ngobrol, bisik-bisik atau tengok-tengok.
Jarak pandang dengan meja sekitar 30 cm, lebih pendek dari jarak itu kemungkinan ada gangguan kesehatan mata.
Menempatkan kaki di meja tidak dibenarkan, karena ada kesan tidak menghargai, menantang, meremehkan pemilik meja atau menempati.
Sikap duduk jigang hanya dilaksanakan ditempat yang selaras dengan lingkungan adatnya, tetapi di sekolah atau tempat lainnya yang resmi secara daerah ataupun nasional maupun internasional sebaiknya duduk jigang tidak dilaksanakan.
Sikap duduk sila akan selaras dan serasi sesuai dengan lingkungan misalnya kenduri di atas tikar. Sesuai adat tertentu jigang pun masih diterima, tetapi pada umumnya duduk sila lebih bisa dihargai.
Khusus untuk wanita sebaiknya tidak jigang, apalagi kaki di atas meja. Kaki di atas meja kadang bisa dilaksanakan dalam keadaan benar-benar sendiri dan tidak dilihat orang lain.
Sikap dudu kaki menyilang, paha di atas paha, sebaiknya dihindari, sekalipun memakai kulot, rok mini ataupun celana panjang. Kadang-kadang kaki, sepatu yang kotor menyerempet pakaian tetangganya yang dapat menimbulkan konflik.
Dalam kendaraan umum atau dalm perjalanan, anak dan remaja dilatih untuk memberikan tempat duduk terlebih dahulu kepada wanita atau orang tua.
Duduk-duduk ditengah jalan, diberanda sekolah ataupun diberanda kantor sering membuat orang lewat merasa tidak enak. Disamping mengganggu orang lain juga mudah menimbulkan kemarahan.
Duduk-duduk ditengah jalan dan membuang rokok atau benda-benda lain secara sembarangan, di samping tidak sopan juga sangat berbahaya.
Duduk menempatkan kaki ke kursi didepannya akan mengganggu siapa pun yang duduk didepan dan bisa menimbulkan kemarahan.
Tidak menghalangi orang lain, carilah tempat yang baik bagi mereka yang mempergunakan pakaian dinas (PDU, PDL, PDH, PSAS) dilarang keras untuk jongkok.
Kaki tidak disilangkan, bagi putri kaki kanan bisa diajukan.
Sikap berdiri
Badan tegak, punggung dan pinggang lurus, kepala tegak dengan pandangan lurus kedepan, rileks, luwes, usahakan tersenyum sedikit.Bagi laki-laki mungkin kaki terbuka sekaki kelihatan lebih selaras. Untuk wanita satu kaki selangkah didepan mungkin memberikan penampilan yang serasi.
Dalam berbicara dan berdiri tidak memasukkan tangan ke dalam saku, kecuali dalam keadaan dingin.
Sikap berdiri dengan tangan terkatup didepan akan memberikan penampilan simpatik dan menghormati orang lain.
Berdiri dengan berkacak pinggang, tampak angkuh dan sombong.
Berdiri dengan tangan terkatup dibelakang, mirip tentara dalam keadaan istirahat, bila disertai santai dan tersenyum memberikan kesan rendah diri.Bila berdiri sambil menerangkan suatu materi atau memberikan instruksi biasakanlah satu tangan dibelakang, tangan lain bergerak bebas, pandangan kesegenap penjuru, kakim terbuka tidak terlalu lebar.
Kaki tidak bersandar ke tembok.
Sikap berjalan
Apabila wanita dan pria berjalan bersama-sama hendaknya ada penyesuaian langkah, yang wanita mempercepat langkah dan pria memperlambat langkah.
Lenggang tangan yang selaras dan serasi, kurang lebih 30 derajat.
Berjalan ditengah jalan, bergandengan dan terseok-seok pelan sering mengganggu lalu lintas.
Bila mengantar seorang wanita atau orang tua seyogyanya siswa berada di sebelah kanan belakang setengah langkah.Seorang pria harus berjalan pada bagian yang dapat melindungi keselamatan wanita. Bila menyebrang, pria harus mengambil posisi dari araha datangnya kendaraan.
Hindari berjalan dengan tangan didalam saku atau merokok.
Tidak terlalu banyak bicara (ngobrol sambil jalan) dan perhatikan keadaan disekitar kita.
Dilarang Keras: MAKAN SAMBIL JALAN !!!
Bila melewati kerumunan orang jangan membungkuk-bungkuk.
Sikap dan cara berbicara
Berbicara dengan suara jelas, tidak dengan mulut hampir tertutup, tidak berbisik-bisik, tidak berteriak atau membentak. Tenang, sekali-kali ditegaskan dengan gerakan tangan.
Berbicara dengan memandang yang di ajak berbicara, tidak mendelik dan tidak mengantuk tetapi penuh kesabaran dan perhatian. Hendaklah memperhatikan dengan siapa anda berbicara dan seberapa akrabkah dengan orang tersebut.
Berbicara teratur, dengan isi tidak meloncat kesana kemari.
Jadilah pembicara yang baik bila diberi kesempatan tetapi jadilah pendengar yang baik bila harus mendengar.
Bila pandangan berbeda, hindari perdebatan, alihkan atau hentikan pembicaraan, kecuali kalau memang ada forum untuk berdialog.
Hindari pertanyaan yang bersifat pribadi.
Hindari sikap mendominasi.
Jangan mengeluarkan kata-kata kotor.
Jangan menggunjingkan oarang lain karena merugikan diri sendiri.
Bedakan cara bicara anda dari usianya, lingkungan kehidupannya.
Sikap dan cara penghormatan
Dari lingkup nasional masalah tata cara penghormatan sudah dibakukan secara tertulis hanya di lingkup subkultural ABRI dengan Peraturan Penghormatan Militer, yang sebagian besar diterapkan dalam sekolah SD, SMp, dan SMA secara embrional juga di tingkat TK.
Bangsa Indonesia sebagian besar masih menganut kultur orang tua atau yang dituakan tidak perlu menghormati yang lebih muda. Yang muda harus menghormati yang lebih tua. Suatu pandangan yang ternyata tidak dapat dipertahankan.
Prinsip sikap dan tata cara penghormatan bermaksud dan bertujuan memberikan kebutuhan dasar bagi orang lain. Manusia pada hakekatnya menginginkan kebutuhan psikologik, dasarnya terpenuhi, perasaan dimengerti, didengar, diayomi, dan adanya orang yang bertanggung jawab pada dirinya.
Penghormatan dilaksanakan karena adanya ikatan sosial, adanya kesetiakawanan sosial, seperjuangan dan sependeritaan, rasa respect terhadap almamater, adanya jiwa korsa, rasa respect terhadap alumni.
Mendidik dan melatih penerapan sikap dan cara penghormatan dilakukan terhadap.
( Sesama siswa
( Siswa dengan guru dan sebaliknya
( Jenazah
( Bendera Merah Putih
Cara penghormatan dapat dilakukan dengan :
( Gerakan fisik
( Gerakan fisik dengan ucapan
( Ucapan saja
Dalam penerapan penghormatan harus dilaksanakan secara berlanjut dan bertahap. Kualitasnya meningkat setelah dididik dan dilatih di TK harus diteruskan di SD dan seterusnya.
Hormat kepada orang tua atau kepada pejabat sudah merupakan budaya, tetapi hormat kepada anak untuk bangsa Indonesia belum ada konsensus. Maka buku pedoman ini menghimbau pula dilaksanakan penghormatan terhadap yunior.
Kalau ada anak harus menghormati kakek, maka kakek dihimbau pula menghormati cucu dengan cara yang jelas, selaras, serasi baik ditinjau dari arti psiko sosio, filosofi dan religi.
Bentuk sikap dan perilaku penghormatan antara lain:
Penghormatan tanpa topi dengan atau tanpa ucapan sambil berdiri atau berjalan
mengangguk sedalam 45 derajat, badan membungkuk sedikit sekitar 3 derajat, sambil berhenti sejenak bila berjalan.
Memberi salam dengan mengangkat tangan kanan setinggi pelipis tanpa membungkuk.
Kedua cara tersebut dapat disertai ucapan:
( Assalamualaikum
( Selamat pagi, siang, sore, malam
Tidak perlu disertai pertanyaan, “mau kemana” yang bersifat pribadi, karena mengganggu masalah pribadi.
Jawaban terhadap penghormatan harus sesuai dengan penghormatan yang diterima.
Selama pembinaan, pendidikan dan latihan, serta pembiasaan belum berjalan dengan intensive, harus diperhatikan adanya nilai norma yang berlaku. Jangan terlalu cepat memberikan penghormatan kepada seseorang, terkecuali bila anda sudah kenal sekali dan sudah pasti mendapatkan jawaban.
Pengormatan dengan topi sambil berdiri atau berjalan
Dengan mengangkat tangan dengan ujung jari tangan kanan menempel tepi topi atau peci tanpa membungkukkan badan, siku terangkat 30 derajat kedepan.
Disertai atau tidak disertai ucapan yang sama dengan diatas.
Jawaban harus dibalas dengan motorik dan ucapan yang selaras dan serasi.
Penghormatan resmi
Penghormatan resmi dengan tanpa topi sambil berdiri tegak. Penghormatan resmi dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap pejabat resmi, Presiden, Wakil Presiden dan Menteri.
Sama dengan ditas terkecuali badan harus bersikap lebih sempurna.
Penghormatan sewaktu duduk
Harus berdiri dari duduk dan memberikan penghormatan sesuai dengan keadaan.
Hanya orang tua, wanita dan para jompo diperbolehkan tetap duduk.
Sambil duduk dengan ucapan seperti diatas tanpa berdiri.
Penghormatan sambil duduk dalam mobil, menganggukkan kepala dan badan agar terlihat dari luar.
Penghormatan terhadap jenazah yang lewat diangkut orang, ambulance, mobil
Berdiri tegak, memberikan salam dengan tangan, bila bertopi lepaskan topi yang dipakai, disertai doa sesuai dengan agamanya masing-masing.
Duduk tegak, memberikan salam dengan tangan disertai doa sesuai dengan agamanya masing-masing.
Penghormatan kepada sang Saka Merah putih
Harus berdiri tegak
Tangan kanan diangkat dengan ujung jari menempel atau menyentuh tepi topi atau peci, selama proses pengibaran.
Penghormatan kepada lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
Berdiri tegak, yang jompo, cacat dan orang tua duduk tegak.
Baik dalam penghormatan Sang Merah Putih maupun terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya harus dilakukan terasa agak kurang selaras dan serasi.
Kenyataannya dapat diuraikan sebagai berikut:
( Dikalangan siswa sikap tegak sempurna sering tidak bisa berjalan dengan baik. Tampak pembinaan psikomotorik kurang selaras dan serasi, seakan-akan meremehkan Lagu Indonesia Raya.
( Pada umumnya baris belakang tidak mengikuti aturan ketentuan yang ada
Penghormatan secara khusus terhadap orang yang lebih tua
Sembah sujud anak terhadap orang tua pada waktu Ramadhan dan Hari Raya.
Sembah sujud anak kepada orang tua sewaktu peristiwa penting seperti sewaktu dinikahkan, lepas dari musibah dan maut.
Sembah sujud anak kepada orang tua karena bersyukur mendapatkan nikmat dari Tuhan YME.
Semua itu pada umumnya dilakukan/ dilaksanakan dengan duduk di lantai ½ meter dari orang tua yang duduk didepannya.
Menghanturkan sembah, kemudian maju memegang lutut orang tua, selesai setelah didoa berkahi orang tua.
Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
Berpakaian menentukan sikap dan perilaku, watak, tabiat dan situasi kondisi internal manusia.
Secara keseluruhan berpakaian dan berdandan, bersolek, menata rambut menentukan penampilan watak dan sikap dan perilaku manusia; apakah ia seorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri atau memikirkan orang lain, ataukah ia memikirkan dirinya sendiri dan orang lain.
Di sekolah
Upayakan memakai seragam bersih dan rapi.
Kancing baju jangan sampai ada yang terlepas.
Pakailah pakaian seragam dengan kancing baju yang dikancingkan semua, berpakaian PSAS tidak trendy. Celana Putra harus pantalon, rok bagi putri tidak terlalu tinggi, kemeja tidak dikeluarkan atau pun menutup ketimang/ ikat pinggang.
Yang berlengan panjang jangan digulung.
Pemakaian seragam pramuka sesuai ketentuan yang ada.
Seragam olahraga sesuai dengan jenis dan cabang olahraga.
Seragam di dalam laboratorium pada umumnya ditentukan untuk pengamanan diri maupun orang lain. Sesuai dengan ketentuan yang ada.
Untuk anak-anak dilarang penggunaan perhiasan dan bersolek berlebihan, sangat berbahaya bagi keamanan dirinya.
Siswa dilarang berdandan yang berlebihan, agar tidak mengundang perhatian, hindarkan kesan etalase berjalan.
Rambut rapi dan pantas serta menampilkan keserasian.
Busana yang dipakai tidak bertentangan dengan kepantasan, dan sopan menurut masyarakat dan agama.
Bagi anggota PASKIBRA Lencana Keanggotaan kemanapun wajib dipakai.
Tidak dibiasakan memakai jeans dan memakai sendal jepit (kecuali pada saat-saat yang disepakati).
Di luar Sekolah
Walaupun di luar sekolah guru secara struktural tak berkewajiban, tudak ada hak untuk membatasi, namun guru tetap harus memberikan pandangan sesuai norma nilai tentang sikap dan perilaku di hampir semua aspek termasuk berpakaian dan berdandan di luar sekolah, sebagai berikut:
Di rumah
Walaupun ada kebebasan ternyata akan lebih baik bila ada kebebasan yang terbatas, dengan asumsi situasi sosial ekonomi yang pas-pasan dan dalam kehidupan ekonomi yang normal/ wajar maka :
Gunakan baju tidur, untuk wanita sebaiknya menggunakan celana panjang.
Upayakan keluar kamar tidur sudah rapi, hindari penggunaan daster keluar kamar tidur atau keluar rumah.
Upayakan berpakaian rapi bila makan bersama.
Di luar rumah
Jangan menggunakan baju tidur atau daster keluar rumah.
Untuk pria jangan menggunakan celana dalam saja.
Gunakan pakaian yang selaras dan serasi sesuai lingkungan.
Bila pergi ke pesta upayakan jangan berdandan berlebihan, yang mengundang permasalahan dan keamanan.
Sikap perilaku pergaulan
Dalam pergaulan sering kali kita saling berkenalan, bermain sesama siswa, bertamu in de kost, pada orang lain, ikut kakak, tinggak diasrama, bepergian masuk hotel.
Semua itu ada aturan-aturannya agar tidak menimbulkan konflik, salah paham, bahkan dalam jangka waktu cepat, sedang, ataupun lambat.
Perkenalan
Salaman antar siswa dan orang tua ada baiknya yang senior mendahului dalam konteks memberikan pembiasaan bagi siswa yang masih yunior, tidak dalam arti bahwa yunior yang bersalaman lebih dahulu.
Orang tua seyogyanya mengetahui apakah siswa tersebut cukup sosialisasi atau belum dan ada jiwa masalah kejiwaan atau tidak. Untuk itu dalam perkenalan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Perkenalan
Syarat utama: Keberanian
Pada dasarnya tata krama berkenalan sangat diwarnai oleh adat istiadat berperilaku setempat.
Oleh karena itu tanpa mengurangi nilai-nilai budaya daerah sebaiknya dalam perkenalan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Untuk memperkenalkan diri antara sesamanya sudah harus diilatih sejak dini dan terbina konsisten.
Saling bersalaman tangan, dapat dengan kedua tangan/ satu tangan, disusul meletakkan tangan di dada kiri.
Cara bersalaman mempunyai kesan dan arti tersendiri yang harus diketahui oleh siswa, orang tua, dan masyarakat :
Salaman hanya menjulurkan satu tangan belum bersentuhan kemudian ditarik kembali, memberikan kesan jijik tersentuh tangan orang lain.
Salaman dengan satu tangan menyentuh tidak menggenggam memberikan kesan sombong.
Salaman dengan menggenggam tangan memberikan kehangatan komunikatif, kesetiakawanan sosial, simpatik.
Salaman dengan menggoncang tangan terkesan urakan.
Salaman dengan menyakiti tangan orang lain ada kesan manusia berotot tapi kurang perasaan.
Cara berkenalan
Mohon izin boleh tidaknya berkenalan.
Bila diperbolehkan sampaikan salam dan sebutkan nama kita sambil mengulurkan tangan.
Ucapkan terima kasih.
Langkah selanjutnya improvisasi, tapi jangan salah tingkah juga tidak menjadi MPO atau over acting.
Tetap bersikap tenang dan coba ambil simpatinya.
Memperkenalkan orang lain
Kenalkan teman yang bersama anda dengan teman anda berbicara jika belum saling mengenal.
Pria terhadap wanita, sebut nama pria terlebih dahulu.
Muda dan tua, sebut nama yang muda terlebih dahulu.
Bila banyak orang tua sebutkan nama yang tertua lebih dahulu.
Cara bertamu teman lama
Sapalah terlebih dahulu, kemudian ikuti dengan berjabat tangan.
Apabila teman kita lupa siapa kita, ingatkan siapa kita dan dimana kita pernah bertemu.
Cara bertamu dalam pertemuan
Salamilah orang disekitar kita, pada dasarnya orang yang lebih tualah yang harus menyambut, tepatnya tuan rumah. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka sebagai anggota Paskibra harus fleksibel.
Bermain di kalangan siswa
Bermain diantara siswa perlu menjadi perhatian, karena pendidikan dan latihan harus mulai dari kecil.
Sebagai guru atau orang tua jangan membiarkan salah seorang siswa menyakiti fisik atau mental siswa lain.
Menanggulangi anak yang suka menyakiti anak lain perlu kearifan dalam bersikap perilaku dan bicara. Ada orang yang tidak senang bila anaknya dianggap nakal terhadap yang lain. Ada orang yang tenang-tenang dan tersenyum saja bila anaknya menyakiti anak orang lain.
Bermain diantara anak perlu diperhatikan, misalnya mencolok mata dengan balsem, mengompas dan semacamnya, cegah jangan sampai terjadi, bila terjadi orang tua seyogyanya diberi tahu. Bila menolak perlu diwaspadai akan watak dan tabiatnya yang psikopatik.
Bertamu
Bertamu harus memperhatikan lamanya, waktu, saat terbaik pada waktu sore (waktu yang baik antara pukul 16.30-17.30 dan pukul 19.00-21.00 WIB), dengan waktu tidak lebih dari satu jam, tidak pada saat pemilik rumah sedang tidur, istirahat. Kecuali apabila ada hal yang kan dibicarakan tidak dapat ditunda.
Apabila bertandang dengan maksud basa-basi jangan lah terlalu lama kecuali tuan rumah menghendaki, maka kita harus tahu situasi.
Apabila kita belum begitu dekat dengan keluarga tersebut segera perkenalkan diri kepada tuan rumah.
Larangan bertamu bergadang tanpa maksud tujuan yang jelas, hindari perbuatan iseng. Dianjurkan adanya dialog orang tua atau guru yang intensive tentang berbagai permasalahan hidup, kehidupan dan perikehidupan untuk menangani masalah ini.
Larangan menginap dirumah teman tanpa persetujuan pemilik rumah dan orang tua sendiri. Hindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Sebaiknya orang tua melarang anak perempuan bertamu sendirian ke teman laki-laki.
Menerima tamu jangan dikamar tidur, kalau tidak ada kamar tamunya di luar rumah. Meskipun bertamu tidak resmi, sebaiknya melakukan tindakan sebagai berikut :
Beritahu pemilik rumah terlebih dahulu
Membunyikan bel atau mengetuk pintu
Jangan duduk bila tidak dipersilahkan
Jangan minum dan makan sebelum dipersilahkan, minumlah dengan tertib dan mencicipi hidangan
Sesuaikan dengan maksud dan tujuan bertamu
Selesai kunjungan pamitlah
Berikan salam kepada orang tua teman anda, seandainya ada dirumah
Tata krama menerima tamu
Bukalah pintu, persilahkan masuk dan tutup kembali
Persilahkan duduk diruang tamu
Berikan hidangan ala kadarnya
Pada akhir kunjungan, ucapkan terima kasih atas kunjungannya
Pamitkan pada orang tua anda
Bukakan pintu dan persilahkan jalan terlebih dahulu setelah itu anda menyusul
Bila ada pintu pagar, hendaklah mengantarnya sampai pintu pagar, anda bantu membukakan pintu
Siswa pemilik rumah harus berusaha menolak tamu yang berkunjung di luar kebiasaan apabila :
Ada tanda-tanda konflik antara tamu dengan orang tuanya
Ada tanda-tanda trauma fisik dan psikis dan beritahu oarang tua
Ada kesan membahayakan, beritahu saudaranya yang lain jangan berusaha menjadi pahlawan. Amankan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain.
Mengunjungi orang sakit (pasien) di rumah atau di rumah sakit
Jangan menambahkan ketegangan perasaan fisik bagi pasien dan keluarganya.
Jangan membawa makanan kecuali kalau sudah mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh makan.
Kalau ingin memberi atensi, bawalah bunga yang sesuai, karena bunga-bunga atau rangkaian bunga mempunyai arti tersendiri.
Jangan membicarakan masalah keuangan untuk rumah sakit dengan pasien atau di depan pasien.
Jangan menanyakan penyakit pasien, karena merupakan rahasia dokter apalagi bila ditambah dengan komentar, nasehat, saran atau menunjukkan kehebatan anda yang lagi dalam keadaan sehat.
Bila mengunjungi rumah sakit batasi maximum dua orang dan dalam waktu yang terbatas terbaik sekitar 5 menit.
Dilarang memberikan perhatian berlebih-lebihan dengan mengelus-elus tangan, badan, kepala dan seterusnya, kecuali bila saudara pasien, orang tua atau muhrimnya.
Kalau ingin membantu, bantulah yang bersifat mendesak dan di luar tanggung jawab paramedis. Beritahu perawat bila infus habis, ada kesan keadaan pasien dalam keadaan berbahaya.
Kost atau bertempat tinggal di rumah orang
Apabila siswa terpaksa bertempat tinggal di rumah orang atau kost disuatu kost, maka untuk menghindari kemungkinan negatif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Apabila siswa in de kost dengan saudara atau ipar kakak merupakan larangan seorang adik perempuan ikut kakak kakak perempuan yang menikah, seorang saudara laki-laki ikut kakak atau adik laki-laki yang telah menikah, agar afair sexual yang tidak dikehendaki tidak terjadi.
Bila seorang sesama wanita kost di rumah paman peristiwa sexual dapat terjadi.
Dilarang seorang laki-laki kost dirumah bibi yang masih muda. Hindarkan kejadian yang tidak diingini dan tidak dridhoi.
Usahakan tempat in de kost yang memang telah diperuntukkan dan sesuai dengan kondisi siswa dengan memperhatikan kondisi umum lingkungan yang mendukung kebutuhan interaksi/ pergaulan siswa.
Sikap dan cara menelephone
Apabila mendengar tanda panggilan telephone segera ambil gagang telephone dan pastikan bahwa alamat panggilan tidak salah yaitu dengan cara menyebutkan nomor telephone yang dimiliki.
Apabila ternyata salah alamat, penerima telephone tidak perlu mengatakan kata-kata umpatan dan sebaliknya penelephone menyatkan permintaan maaf dan letakkan gagang telephone di tempatnya secara baik dan sempurna.
Berbicara menggunakan pesawat telephone harus menggunakan kata-katayang jelas dengan kalimat-kalimat pendek yang mudah dimengerti, tidak menggunakan pesawat telephone untuk mengobrol atau memecahkan/ menyelesaikan persoalan yang rumit yang memerlukan waktu yang lama.
Sediakan alat tulis seperti kertas dan pensil di dekat pesawat telephone agar memudahkan mencatat pesan telephone, tidak mencari-cari terlebih dahulu.
Harus diingat bahwa telephone merupakan sarana komunikasi umum maka bila melalui telephone baik di rumah, di kantaor maupun pesawat telephone umum harus bicara seperlunya, tidak bertele-tele.
Selesai pembicaraan telephone gagang telephone harus diletakkan secara baik dan benar.
Apabila kita yang menelephone ke oarang lain harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
(Sebutkan salam, kemudian nomor telephone yang dituju.
(Sebutkan nama kita, kemudian sebutkan nama orang yang kita tuju.
(Bicaralah seperlunya
(Akhir menelephone ucapkan salam dan terima kasih. Bila orang yang kita tuju tidak ada, tinggalkanlah pesan minimal katakan bahwa tadi kita menghubungi dia, dan janjikan kalau akan menghubungi lagi.
Tata krama surat-menyurat
Perhatikan kertas dan amplop.
Tinta yang dipergunakan hitam atau biru, hindarkan warna merah atau putih.
Tempelkan perangko yang cukup.
Tulis alamat dengan jelas.
Isi surat tidak menyinggung perasaan yang menerima surat.
Ingat !!! Surat adalah wakil pribadi.
Menerima surat yang perlu dibalas, cepat balas.
Sikap dan tata cara makan dan minum
Dilarang makan/ minum sambil berjalan
Makan/ minum sambil berjalan dilarang oleh agama.
Kita dapat tersedak bila makan/ minum sambil berjalan.
Makan sehari-hari
Membiasakan makan dengan cara yang sopan di manapun.
Pada waktu menarik kursi, hendaknya diangkat sedikit, memberikan pertolongan kepada wanita pada waktu mereka hendak mengambil tempat duduk.
Duduk dengan sikap tegak kedua tangan diletakan disamping piring, hendaknya tidak menyembunyikan tangan dibawah meja atau meletakkan siku diatas meja.
Berdoalah sebelum dan sesudah makan, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Tawari rekan, kawan, adik, yang ada disekitar tempat makan/ minum, kalau perlu orang lain juga kita tawari untuk makan/ minum.
Meskipun merasa lapar sekali, hendaknya tidak mengambil nasi terlalu banyak, lebih baik mengambil agak kurang dan kemudian bila merasa kurang dapat ditambah lagi .
Pergunakan alat makan yang sudah disediakan dan pakailah alat itu dengan cara yang sudah ditentukan.
Salah satu syarat dalam tata cara makan yang sopan adalah menguyah makanan dengan mulut tertutup tanpa mengeluarkan suara.
Pada waktu muut berisi makanan, jangan sekali-kali berbicara, tunggulah sampai makanan habis tertelan.
Apabila pada waktu makan harus memakai pisau untuk mengiris daging misalnya, maka memegang pisau itu dengan tangan kanan, sedangkan garpu tetap pada tangan kiri.
Apabila tengah makan kita ingin minum, maka sendok dan garpu diletakkan terlentang dipiring kemudian baru minum, pada saat minum tidak mengeluarkan suara, berguarau atau bersendau.
Bila menambah nasi hendaknya nasi didalam piring masih tersisa dan sebelum menambah terlebih dahulu meletakkan sendokdan garpu terlentang.
Pada waktu makan hendaknya percakapan dibatasi pada soal-soal ringan, tidak membicarakan hal-hal yang tidak sesuai untuk didengar pada waktu makan, pada waktu berbicara jangan disertai gerakan-gerakan yang berlebihan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Apabila selesai makan, sendok dan garpu diletakan tertelungkup di piring , jangan berdiri dahulu sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk dan jangan lupa mengembalikan kursi seperti pada keadaan semula. Minta izin terlebih dahulu pada yang tertua apabila akan mendahului meninggalkan ruang makan.
Jamuan Makan
Aturan–aturan yang ditentukan diatas berlaku juga dalam perjamuan makanan.
Jangan mulai makan sebelum tuan rumah mempersilahkan makan.
Jangan menyusahkan tuan rumah dengan meminta hal-hal yang tidak ada.
Jika karena sesuatu hal hanya makan sedikit saja, makanlah hidangan dengan perlahan-lahan sehingga tuan rumah dan tamu-tamu lain mempunyai waktu luang untuk makan dengan tenang.
Apabila karena sesuatu hal menjalani pantang makan makanan yang dihidangkan, hendaknya dikemukakan dengan sopan.
Harus bersikap ramah, suasana meriah pada waktu makan akan memberikan rasa puas kepada tuan rumah.
Tidak sopan untuk meninggalkan sisa makanan dipiring.
Lap makanan jangan dipakai untuk membersihkan piring atau alat-alat makan lainnya, ha ini akan menyakitkan hati tuan rumah.
Pada waktu selesai makan letakan sendok dan garpu tertelungkup diatas piring dengan rapi.
Jangan meninggalkan meja sebelum dipersilahkan.
Sehabis makan jangan tergesa-gesa pulang, sebaiknya menunggu sejenak baru kemudian mohon diri.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.
Jangan membicarakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan tuan rumah.
Undangan Makan
Kenakan pakaian sesuai dengan yang telah ditentukan.
Datang tepat pada waktunya.
Sesudah masuk ruangan letakan tutup kepala (pet) ditempat yang sudah disediakan, kemudian kita menuju kepada yang mengundang untuk menunjukkan hormat.
Selanjutnya menggabungkan diri dengan tamu-tamu lain. Usahakan sebelum makan berkenalan dengan tamu-tamu yang belum dikenal.
Tanda masuk ke ruangan makan diberikan oleh tuan rumah/ pembawa acara menunjukkan tempat duduk para tamu atau tempat duduk itu telah diberi tanda atau menempatkan nama tamu pada masing-masing piring.
Jangan lupa mempersilahkan wanita yang duduk disamping atau disebelah pada waktu akan duduk.
Jangan merasa canggung menghadapi alat-alat makan yang beraneka ragam. Alat-alat makan itu biasanya digunakan dengan aturan sebagai berikut. Baik yang terletak disebelah kanan dan disebelah kiri piring. Alat yang pertama kali dipakai adalah yang terletak disebelah luar kemudian keluar secara berturut-turut kedalam. Kalau masih ragu-ragu tirulah tamu yang sudah berpengalaman.
Urutan-urutan hidangan biasanya ditentukan dengan kartu menu, dengan jalan mempelajari sepintas lalu menu tersebut. Sesuaikanlah dengan apa yang diambil dan banyak hidangan yang disajikan.
Apabila jenis yang dihidangkan belum pernah dimakan/ belum tahu cara memakannya, sebaiknya tidak menolak hidangan itu, melainkan cobalah makan sedikit makan hidangan itu.
Jamuan makan sebaiknya mengadakan pembicaraan ringan dengan tamu-tamu yang berdekatan. Walaupun demikian jangan sampai percakapan-percakapan itu mengakibatkan keterlambatan makan, sehingga para tamu terpaksa menanti menghabiskan hidangan. Jangan pula berbicara dengan tamu yang berjauhan.
Pada waktu disajikan pidato, hendaknya berhenti makan/ minum dan jangan berbicara pada waktu itu.
Makan selesai apabila tuan rumah sudah berdiri atau diberikan tanda oleh pembawa acara.
Pada waktu minta diri jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada yang mengundang.
Buffet dinner (Prasmanan)
Merupakan kelaziman dalam suatu pesta bilamana para tamu dipersilahkan mengambil sendiri hidangan yang disajikan. Biasanya hidangan yang telah disediakan di meja yang dihias dengan baik, cara demikian disebut Buffet Dinner (Prasmanan).
Biasanya tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk mengambil hidangan, hendaknya mendahulukan para tamu wanita/ pria yang lebih tua atau yang lebih tinggi pangkatnya.
Walaupun bebas untuk mengambil hidangan, tidaklah sopan mengambil terlalu banyak.
Setelah mengambil hidangan secukupnya, kembali ke tempat semula/ tempat lain dan kemudian mulai makan.
Biasanya pesta semacam itu tidak disediakan meja untuk makan, oleh karena itu seyogyanya makan dengan sendok saja tanpa garpu karena tangan kiri harus memegang piring, atau dengan cara meletakkan piring diatas pangkuan sehingga dapat makan dengan sendok dan garpu.
Sesudah makan letakkan piring di tempat yang sudah ditentukan atau diserahkan kepada pelayan yang sudah dsiap untuk mengambilnya.
Makan tanpa sendok dan garpu
Apabila kita mendapat undangan untuk pesta selamatan, biasanya para tamu dipersilahkan duduk di tikar. Dalam hal ini sebaiknya mengikuti saja tata cara yang dianut di tempat itu, sebelum duduk lepaskan sepatu dan alas kaki.
Sebelum makan sebaiknya mencuci tangan dahulu dengan air yang sudah disediakan dan tidak memercikan air ke tetangganya.
Suapan nasi jangan terlalu besar.
Apabila hendak mengambil sayur atau lauk pauk pergunakan sendok dengan tangan kiri, demikian pula kalau hendak minum, gelas dipegang dengan tangan kiri.
Setelah selesai makan, bersihkan tangan dengan air dan keringkan dengan lap yang tersedia dengan sapu tangan.
Perhelatan atau Pesta
Pada kesempatan mendapat undangan untuk menghadiri suatu perhelatan atau suatu pesta beberapa hal perlu mendapat perhatian antara lain:
Sesuaikan sikap dengan tata cara yang berlaku dikalangan itu dan dengan jiwa perhelatan/ pesta itu.
Pakaian harus sesuai dengan peraturan yang berlaku atau yang ditentukan dalam undangan.
Datanglah tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Hendaklah setelah datang segera menemui tuan rumah untuk menyampaikan salam dan duduklah di tempat yang telah ditentukan/ disediakan.
Apabila belum mengenal tamu-tamu lain hendaknya mengenalkan diri pada tamu-tamu yang duduk berdekatan.
Mengenai sikap, tata cara makan dan percakapan dengan tamu lain atau tuan rumah berlaku ketentuan yang yang telah diterangkan.
Sangat tidak sopan meninggalkan suatu pesta atau perhelatan tanpa pamit kepada tuan rumah terlebih dahulu.
LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN SOPAN SANTUN
Preventif
Pada dasarnya langkah-langkah pembinaan sopan santun bagi siswa secara preventif meliputi seluruh upaya pembinaan yang kontinui, tidak terputus-putus, konsisten, meningkatkan secara kualitas sesuai waktu mulai dari TK,SD, SMP, dan SMA.
Pembinaan tersebut meliputi pendidikan latihan, pengembangan, permunculan, dan pembiasaan sikap dan perilaku sesuai norma nilai sopan santun yang pelaksananya tidak dapat dipisahkan dari PPKN, Agama, dan Budaya Bangsa Indonesia.
Pembinaan sikap dan perilaku sesuai norma dan nilai sopan santun terhadap siswa akan berjalan efektif dan efisien bila guru-guru dibina, dilatih, dan dibiasakan bersikap sebagai berikut:
Keterlibatan langsung
Efektif, efisien dan simpatik
Menumbuhkan keterlibatan internal
Siswa harus sering memunculkan atau dihadapkan dalam kenyataan hidup yang memang memerlukan perlakuan tertentu.
Menghindari kognisi sebanyak mungkin
Kognisi merupakan penunjang daripada pendekatan psikomotor bukan cara pendekatan yang utama.
menghindari memberikan kognisi dengan mengomel, menegur anak didepan banyak orang, mengomel yang tidak kenal batas waktu, tempat dan sasaran.
Hindari khotbah yang tidak tepat sasaran.
Upayakan pendekatan empat atau enam mata (bapak, Ibu)
Meminta maaf kepada anak, akan, sedang, dan sesudah menyinggung perasaan adalah mutlak.
Peristiwa yang sering terjadi pada saat menasehati dan memberikan pengarahaan dan petunjuk walaupun disadari bahwa etnis anthropologik tidak ada orang tua meminta maaf kepada anak.
Pendekatan Psikomotor pembiasaan
Adalah pendekatan yang utama dilaksanakan seiring dengan usia anak.
Pembiasaan penerapan sikap dan perilaku tertentu untuk menghadapi masalah tertentu (Conditioning)
Sering dimunculkan dalam situasi dan kondisi tertentu yang membutuhkan sikap dan perilaku norma nilai sopan santun tertentu.
Penghargaan dan hukuman (reward atau punishment) adalah cara yang mungkin paling efektif.
Hindari punishment sebanyak mungkin, kembangkan reward system yang efektif lebih banyak.
Hindari atau jangan mempergunakan hukuman fisik badaniah.
Jangan merendahkan martabat siswa remaja didepan orang lain atau teman-temannya.
Jangan menjelekkan teman siswa apapun keadaannya.
Perkuat perbuatan yang baik, perlemah perbuatan yang kurang baik.
Pendekatan bahasa dan perasaan
Pendekatan bahasa dan perasaan yang efektif dan simpatik
hindari sebanyak mungkin penggunaan kalimat dengan menggunakan kata pengganti nama engkau, lu, you, kamu,, seperti “ kamu itu generasi penerus yang harus mengerti tanggug jawab.”
Gunakan kalimat dengan kata pengganti nama aku, saya, kita, kami, seperti “ kita merasa senang bila semua mempunyai tanggung jawab.”
Pendekatan Filosofis
Kurangi pemikiran masa lalu, pikir, ambil tindakan pada masa kini untuk mendapatkan masa esok yang cerah.
Selesaikan keterampilan yang dapat memberikan nafkah sedini mungkin.
Siswa dibiasakan mengalami konflik, tetapi konflik yang terselesaikan, dan hindarkan konflik mengambang yang dapat membuat penumpukan kemarahan terpendam.
Siswa tidak boleh dianggap anak kecil terus-menerus, batas mendidik siswa adalah usia 18 tahun.
Jadilah pendengar yang baik bagi siswa yang sedang berbicara untuk mendapatkan tanggapan (response) yang baik dari siswa.
Upayakan siswa mampu memecahkan masalah
Bila siswa menyimpang dari aturan sopan santun, peraturan, adat, hukum, dan agama, maka harus diberitahu, tetapi jangan merendahkan harkat dan martabat siswa.
Hormat kepada siswa adalah keharusan.
Dalam masalah sikap hormat kepada anak dan siswa perlu adanya konsensus nasional bagaimana tata caranya.
Seara umum, hampir semua kultur etnis bangsa Indonesia cenderung menentukan anaka harus menghormati orang tua dan sebaliknya. Pandangan ini menurut situasi sekarang sebaiknya diubah.
Anaka yang dihormati akan menghayati rasa hormat dan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penampilan fisik yang tepat dan benar
Guru dan orang tua sukar memberikan sesuatu pandangan apabila penampilan pribadi , berdandan, cara berbicara, intonasi, dan ritme yang kurang tepat.
Represif
Pembinaan bagi siswa berperilaku menyimpang disamping dianjurkan pemeriksaan kepad psikiater, karena ada kemungkinan gangguan organik atau gangguan jiwa, perlu pula dilakukan tindakan represif berupa penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan represif disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas penyimpangan sikap perilaku
Teguran verbal ringan-sedang dan keras
Teguran tulisan ringan-sedang dan keras
Skorsing ringan-sedang dan berat
Dikembalikan kepada orang tua
Ke pengadilan
TEORI DAN APLIKASI SIKAP PASKIBRA
PENGERTIAN
Sikap adalah tingkah laku, perbuatan, keadaan seseorang dalam suatu keadaan atau kondisi tertentu/ suasana.Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku.
SIKAP = KEJIWAAN PASKIBRA
Kebanyakan sikap sering diartikan sebagai adat istiadat, tata krama tetapi sering juga bertentangan dengan adat istiadat dan tata krama tersebut.Sikap di PASKIBRA lebih mengutamakan atau menonjolkan sikap fleksibel atau fleksibelitas atau segi estetika lain, jadi estetika dan keindahanlah yang menjadi memegang peranan penting.
TUJUAN
sebagai tuntutan hidup sehari-hari dan kehidupan di PASKIBRA.
Tuntutan etika kita sebagai orang timur.
Kemampuan tampil dengan penuh kepribadian.
Meningkatkan kerja sama.
Memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis.
Membina watak dan karakter.
Menunjukan sikap lahir dari kepemimpinan.
Melatih untuk bertindak tegas.
Memperlihatkan watak dan karakter lain tapi sebenarnya biasa-biasa saja.
Memiliki daya tahan fisik.
Memiliki modal dasar kepribadian.
WUJUD SIKAP
Sikap lahir berupa penampilan dan sikap tubuh
Rambut rapi bersih, pakaian rapi bersih, sepatu bersih, perhiasan sederhana, bermake-up tipis (tidak menor), tidak merokok, murah senyum, menghargai suasana, badan tegap, tangkas, teliti, dan sigap.
Sikap bathin berupa sikap rohaniah
Ketenangan, keyakinan, keberanian, kesopanan, kesantunan, keterbukaan, kebaikan, ketaatan, ke-KAMI-an dan Ke-KITA-an.
TIGA SIKAP POKOK PASKIBRA
Yang menjadi tiga sikap pokok paskibra adalah :
Jiwa Patriotisme (Ing Ngarso Sing Tulodo)
Didepan sebagai teladan
Berbudi pekerti luhur
Membela negara bila terancam
Memberikan peringatan penghormatan kepada bendera
Mempertahankan argumentasi kenegaraan
Jiwa Nasionalisme ( Ing Madya Mangun Karso)
Ditengah sebagai pemberi semangat- pembangun
Menghargai kebudayaan Nasional, Kebudayaan daerah, kesenian tradisional.
Menyeleksi kebudayaan asing, tidak asal ikut-ikutan saja.
Menghormati peraturan pemerintah.
Mengetahui renana-rencana pemerintah.
Mendukung program pemerintah.
Melihat sesuatu dari segi baiknya, jangan memandang dari segi negatifnya (jangan negative thinking = berprasangka buruk)
Jiwa Melithanisme (Tut Wuri Handayani)
Dibelakang sebagai pendorong-pelaksana
Membuat karya-karya sebatas kemapuan kita
Kesamaan yang ditonjolkan
Kekompakan yang diperlijhatkan
Keindahan yang ditampilkan secara bersama-sama
Dedikasi yang tinggi (pengorbanan) terhadap organisasi
Loyalitas (kesetiaan) terhadap organisasi
Ketiga sikap diatas sangat berhubungan langsung dengan tujuan pokok PASKIBra yang menonjolkan kepemimpinan.
TIGA SIKAP POKOK DALAM PASKIBRA
Yang menjadi tiga sikap top dalam paskibra adalah :
( Sikap duduk
( Sikap berdiri
( Sikap berjalan
Ketiga sikap ini merupakan pencerminan sikap siswa yang diterapkan dalam organisasi PASKIBRA.
INGAT !!!
SIKAPMU HARUS DIWUJUDKAN DALAM KEGIATAN NYATA
SIKAPMU TUNJUKAN PADA LINGKUNGANMU BUKAN HANYA PADA PELATIH
FLEKSIBEL BUKAN SENJATA UNTUK TIDAK BERSIKAP PASKIBRA
BEDAKAN OLEHMU FLEKSIBEL DENGAN ADAPTASI
SIKAPMU ADALAH PASKIBRA BUKAN SISWA BIASA
BERSIKAP HIDUP YANG WAJAR, TIDAK BERLEBIHAN
SIKAPMU DI PASKIBRA MERUPAKAN SIKAP UMUM BUKAN REKAAN ORGANISASI
ATURAN- ATURAN DI PASKIBRA
Pada dasarnya aturan-aturan sikap di paskibra adalah aturan yang berlaku bagi siswa, sebab Paskibra adalah bagian siswa. Sehingga apa yang menjadi aturan bagi siswa adalah aturan bagi Paskibra. Selain aturan yang berlaku bagi siswa tersebut, adapula aturan yang berlaku bagi Paskibra. Aturan-aturan itu antara lain :
Aturan Apel
Dibariskan, prisipnya kesejajaran menurut tingkatannya (Pelatih,Rimata, Rakanta dan Bimanda).
Pasukan dalam kedaan istirahat ditempat. Pimpas berada didepan pasukan , menghadap ke pengambil apel, jaraknya antara 2 langkah sampai dengan 4 langkah.
Pengambil apel berada disebelah kanan depan pasukan
Pengambil apel menempati tempat yang telah ditentukan sesuaikan dengan kondisi lapangan, berlari atau berjalan, ketika pengambil apel menuju tempat yang telah ditentukan, Pimpinan pasukan menyiapkan pasukannya.
Pengambil apel langsung mengambil posisi sikap sempurna menghadap ke pasukan.
Aba-aba dari pengambil apel bahwa apel akan segera dimulai:
Apel…. (pagi/ siang/ sore/ pulang) mulai, pimpinan pasukan laporan !
Setelah ada aba-aba tersebut, Pimpas yang paling kanan memberikan penghomatan kepada Pengambil Apel.
Setelah aba-aba Tegak… Gerak, langsung masing-masing Pimpas memberikan laporan.
Sesuaikan dengan kondisi, lapangan, berlari atau berjalan.
Buat satu shaf
Pelapor paling kanan beri aba-aba : LURUSKAN !
Jarak antara pelapor dapat setengah atau satu lengan, sesuaikan dengan jumlah pelapor, setelah lurus katakan lurus !
Pimpas melaporkan keadaan pasukannya, berurut dari yang paling kanan :
Pelapor pertama memberikan lapran dengan diawali kata “lapor”, pelapor selanjutnya tidak perlu.
Lapor, …. (Pelatih/ Rimata/ Rakanta/ Bimanda) jumlah … orang lengkap, siap apel…. (pagi/ siang/ sore/ pulang).
Pelapor terakhir setelah memberikan laporannya, memberikan aba-aba,” laporan selesai”.
Jawaban Pengambil Apel :
“Laporan diterima, masing-masing pemimpin pasukan dapat kembali ke kanan pasukan.”
Pelapor paling kanan memberikan aba-aba: “ Balik Kanan, Gerak”, Pimpas menuju ke kanan pasukan.
Pimpinan diambil alih oleh pengambil Apel
Bila ada pesan, amanat, pengumuman, wejangan ,atau nasehat yang perlu di sampaikan, maka pasukan diistirahatkan.
Berdoa dipimpin oleh Pengambil Apel , pasukan disiapkan.
Apel ….(pagi/ siang/ sore/ pulang) selesai, pengambil apel memberikan aba-aba :
“ Apel…. (pagi/ siang/ sore/ pulang) selesai, Pemimpin Pasukan dapat mengambil alih pimpinan sesuai rencana”.
Pimpas yang paling kanan memberikan aba-aba penghormatan kepada Pengambil Apel.
Pengambil apel kembali ke tempat semula, Pimpas maju kedepan dan melanjutkan sesuai dengan rencana.
Aturan Memimpin Rapat
Pembukaan
Berdoa
Ucapkan terima kasih
Pembahasan materi
Materi jangan terlalu bertele-tele, yang tidak perlu tidak usah dibicarakan
Berikan kesempatan bertanya/ menanggapi
Tutup dengan doa
Aturan Pribadi Lainnya
Aturan-aturan pribadi yang berlaku di PASKIBRA adalah aturan yang berlaku bagi siswa, sebab aturan sikap di Paskibra merupakan aturan sikap umum bukan aturan sikap hasil rekaan organisasi.
Adapu aturan sikap PASKIBRA yang merupakan aturan sikap umum dapat kita lihat kembali di bagian atas, yaitu Tata krama Siswa dan Sopan Santun, antara lain :
Aturan makan dan minum
Aturan berkenalan
Aturan bertamu/ menerima tamu
Aturan berpakaian
Aturan menelephone/ menerima telephone
Dan beberapa aturan/ cara lainnya yang tidak tercantum di bagian ini, dapat kita lihat diatas.
Adapun aturan-aturan tambahan lainnya :
Cara Membagi Waktu
Dahulukan yang penting dan rasional
Tidak membuang-buang waktu
Banyak membaca dan bertanya
Tidak menunda-nunda pekerjaan
Kalau perlu pakailah schedule kegiatan sehari-hari
Cara Belajar
Cara belajar yang baik dapat disesuaikan menurut selera
Perhatikan guru yang sedang memberikan materi pelajaran, tidak bengong, tidak ribut dan tidak kabur.
Mengulang pelajaran yang tadi diberikan disekolah
Tidak memakai sistem SKS (sistem kebut semalam)
Percaya diri
Jangan terlalu jenuh (jangan melupakan hiburan)
Cara Menghadapi masalah pribadi
( Berfikir tenang dan instropeksi diri
( Percaya diri dan selalu teliti
( Jangan menyalahkan orang lain dan keadaan
( Segera memperbaiki kesalahan yang diperbuat
(Tidak menggangu kegiatan lain
( Jangan lupa berdoa
Cara Ikut ke belakang
Biasa sajalah, ….! Kecuali dalam peraturan baris berbaris
Aturan/ Cara menyibak kerumunan
Pria harus terlebih dahulu menyibak kerumunan
Meminta izin untuk mengganggu sebentar
Apabila kita sedang berkerumun, minggirlah sebentar
Mohon maaf kepada orang-orang disitu dan jangan menghalangi jalan.
Aturan Berpacaran/ Berkencan
Syaratnya : Pengertian
Wajib kenalkan pacar pada PELATIH (tugas satu)
Dilarang keras PACARAN
Sesama CAPAS,
CAPAS kepada SENIOR,
Apalagi CAPAS berpaaran dengan PELATIH/PPI
Jangan sekali-kali mengaku bahwa pacaran itu adalah miliki kita pribadi.
Pikirkan dulu tujuan dan relevansinya dengan kita.
Jangan menganggu kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama, kalau bisa membantu.
Jangan terlalu sering bertemu, berpasangan, berdansa, nonton, piknik, sport.
Berpacaran dengan positif
Mendorong semangat belajar
Aktivitas kemasyarakatan
Mengembangkan kepribadian
Mengerti kehidupan, ….dll…
Berpacaran dengan negatif
Terlalu mengahmburkan uang
Menjurus ke hubungan seks yang tidak terkontrol (sebaiknya tidak saja).
Cara berkencan/ berpacaran yang saling menghormati dan mengerti akan membawa ke pintu pertunangan yang bahagia.
Jangan berkenan/ berpacaran karena :
Banyak teman yang berpacaran
Terpengaruh film, misal : Romeo dan juliet dan lagu
Iseng,… dll…
Sebenarnya remaja sedang mencari identitas diri, karena itu dalam hal ini remaja sangat memerlukan bimbingan.Mereka masih bertanya siapa saya, mau kemana saya, bagaimana saya, dll. Maka itu kerjakan apa yang kita mau, sanggup dan diperbolehkan sesuai aturan (wajar).
Berpacaran dengan sopan,Ingat !!! PASKIBRA dipundakmu
Aturan Mengkritik
Syarat : adanya PERUBAHAN kearah yang positif
Mengkritik bukan menimbulkan permusuhan atau prasangka buruk atau menjatuhkan.
Mengkritik harus di dasarkan pada fakta yang sesungguhnya bukan karena gosip atau “katanya”.
Mengkritik harus mengingat kepada ETIKA yang ada, bukan seenaknya sendiri.
Ucapkan maaf sebelum mengkritik.
Bila sudah mengkritik diharapkan adanya masukan, pendapat kepada orang yang telah diberi kritik.
Ucapkan terima kasih apabila sudah dikritik, serta jangan memberikan pembelaan yang berlebihan.
Ingat !!!
Bila dipanggil ucapkan
“APA YANG BISA SAYA BANTU”
Kaidah Paskibra bergaul “SA-TO-TE-MA”
( SA SAlam keselamatan
( TO TOlong
( TETErima Kasih
( MAMAaf
SELALU TERUCAP PADA SEORANG ANGGOTA PASKIBRA
LAGU DIKLATSAR 7
COLENAK
Colenak beuleum peuyeum digulaan, Awas boom batok, awas boom batok
Rebu – rebu rada montok, Lumpatna di centok-centok
Sieun nincak tai kotok
DARLING (NAMA ANGKATAN 2005)
Darling I can love one, Darling I can love one, I can love one but still be one
Darling I can love one pam pam pam, Sure sure I love, sure I love
Darling I can love two, Darling I can love two,
I can love two but still be true, Darling I can love two
DESA BAHAGIA I
Bukan asrama desa bahagia, Tapi arena latihan paskibra
Tiada push up tiada jongky tiada hukuman,
Yang ada hanya hidup bersenag – senang
Senior bilang diasrama hidup susah,
Tapi nyatanya hidup bersenang – senang
Senior bilang diasrama hidup susah,
Tapi nyatanya hidup bersenang – senang
DESA BAHAGIA II
Didesa bahagia tempat kita ditempa,
Paskibra selalu siap sedia
Acara hari ini slalu silih berganti,
Paskibra selalu berseri – seri
Dengarlah dengarlah sayup – sayup,
Suara yang merdu memecah malam
Jauhlah dari kampung menurut kata hati,
Tunai bhakti pada ibu pertiwi
DOA PASKIBRA
Ya Alloh yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa
Yang memiliki sekalian alam
Berikanlah kami kemenangan dalam perjuangan
Bangsa dan tanah air kami
Tunjukanlah kami jalan yang benar,
Jalan yang engkau ridhoi
Lindungilah kami, Serta berikanlah kami,
Keselamatan didunia, Dan dihari kemudian,
Ampunilah dosa-dosa kami, kepadaMu lah kami berserah diri, amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar