Senin, 26 Desember 2016

Diklatsar 10

SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
PENGERTIAN
Asal kata
(Bandira/ Bandir yang artinya umbul-umbul.
(Bandiera dari bahasa Itali Rumpun Romawi Kuno.
(Dalam bahasa Sangsekerta untuk Pataka, Panji Dhuaja.
Bendera adalah lambang kedaulatan- lambang kemerdekaan. Dimana  negara yang memiliki dan mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara tersebut.Menurut W.J.S Purwadaminta, bendera adalah sepotong kain segiempat atau segitiga diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.

SEJARAH
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara (   6.000 tahun yang lalu menganggap matahari dan bulan merupakan benda langit yang sangat penting dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu disebut penghormatan Surya Candra.Bangsa Indonesia purba menghubungkan matahari dengan warna merah dan bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan, yaitu :
Merah melambangkan darah, ciri manusia yang hidup.
Putih melambangkan getah, ciri-ciri tumbuhan yang masih hidup.
Warna Merah Putih dianggap lambang keagungan, kesaktian dan kejayaan.Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi rumpun Austronesia pada umumnya merupakan lambang keagungan, kesaktian, dan kejayaan. Berdasarkan anggapan tersebut dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan Kebangsaan Indonesia, Lambang negara nasional,  yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.Kemudian bendera Merah Putih bergelar “Sang” yang berarti kemegahan turun temurun, sehingga Sang Saka berarti Bendera warisan yang dimuliakan.Makna warna bagi bangsa Indonesia.
MERAH   :  Gula merah, bubur merah, Berani, kuat, menyala, darah.
PUTIH     :  Gula putih, bubur putih, kelapa, suci, bersih, hidup, getah.

TARICH SANG MERAH PUTIH
Lihat tarich Sejarah Sang Merah Putih.

TATA KRAMA
Tidak boleh menyentuh tanah
Logika   :  Bendera akan kotor
Kiasan  : Tanah merupakan tempat berpijak,  maka bila  bendera jatuh, seolah-olah menginjak bendera.
Tidak boleh dibawa balik kanan
Kiasan     :   Karena negara seperti mundur/ kemunduran.

SEJARAH BENDERA PUSAKA

Dikibarkan pertama kali pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pagi di jalan Pegangsaan timur no. 56 Jakarta. Pertama kali dikibarkan oleh dua orang muda-mudi dan dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat dan Suhud S.Bendera Pusaka dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno dengan ukuran 185 x 275 cm.Pada tanggal 4 Juni 1946 aksi teror Belanda  meningkat sehingga Ibukota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta dan Bendera Pusaka dibawa oleh Presiden Soekarno kedalam kopor pribadinya.
Tanggal 19 Desember 1948, terjadi Agresi Militer Belanda ke-2 sehingga Presiden Soekarno memanggil Bapak Husein Mutahar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka dengan cara memisahkan warna merah dan putih, yaitu melepaskan benang jahitan antara merah dan putih, dibantu oleh Ibu Perna Dinata. Setelah itu kain merah dan putih dimasukan pada dasar dua tas milik Bapak Husein Mutahar untuk menghindari penyitaan dari tentara Belanda.  Bapak Husein Mutahar menjahit kembali Bendera Pusaka dengan meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter, tepat di lubang bekas jahitan asli, tetapi 2 cm dari ujung bendera ada sedikit kesalahan jahit. Kemudian Bendera Pusaka diserahkan pada Presiden Soekarno di Bangka melalui Bapak Soejono pada pertengahan bulan Juni 1948.Bendera Pusaka dikibarkan oleh lima orang di Istana Presiden Yogyakarta.
Tahun 1969 Bendera Pusaka tidak lagi dikibarkan kembali karena sudah terlalu tua, sehingga dibuatlah bendera duplikat untuik tiang 17 meter Istana Merdeka dari bahan bendera (wool) yang dijahit tiga potong memanjang kain merah dan tiga potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.
Bendera Merah putih, duplikat Bendera Pusaka, idealnya terbuat dari sutera alam dan alat tenun asli Indonesia yang warna merah dan putihnya tanpa jahitan dengan warna mwrah cat celup asli Indonesia.Karena sesuatu hal, pemikiran tadi tidak dapat dilaksanakan, bendera duplikat terbuat dari katun Inggris tanpa jahitan dengan ukuran 200 x 300 cm.
Pembuatan Bendera duplikat dilaksanakan oleh Balai Penelitian Textil  Bandung dibantu PT Ratna di Ciawi, Bogor.
Bendera duplikat dibagikan ke setiap Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II serta perwakilan Indonesia di Luar Negeri pada tanggal 5 Agustus 1969.
Kemudian Bendera Pusaka tidak dikibarkan dan hanya dijadikan pendamping Bendera Duplikat pada saat pengibaran dan penurunan di Istana Negara.

TARICH SEJARAH SANG MERAH PUTIH

PERMULAAN SEJARAH INDONESIA

SEBELUM MASEHI

tahun yang lalu. Perpindahan orang Purba-Indonesia dari Asia Tenggara melalui Semenanjung- Sumatera dan Filipina-Sulawesi. Mereka itu menghormat warna Merah-Matahari dan putih-rembulan. Dari zaman itulah berasalnya penghormatan Aditia-Candera, yang bertebar di Nusa Indonesia dan seluruh Kepulauan Austonesia di Lautan India dan Pasifik.
tahun yang lalu. Perpindahan kedua orang Purba-Indonesia dari Asia Tenggara menuju Indonesia. Ketiga lapisan (orang Pursia gelombang kedua) berpadu menjadi Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menghormati Aditia Candera dan Merah Putih sebagai lambang zat hidup menurut kepercayaan asli bertenaga tuah kesaktian. Lambang Surya Candra dan lambang Getah Getih bersandar penghormatan Dwi Warna Austronesia : Merah-Putih.
500   tahun sebelum Masehi. Gelombang pertebaran bangsa Austronesia menuju kepulauan Austronesia dan Nusa Indonesia. Sebagai hasil perpindahan bangsa diatas ini, maka pada penghabisan zaman prasejarah indonesia didapatlah penghormatan warna Merah Putih di seluruh Kepulauan Austronesia, terutama di daerah Nua Indonesia. Dikaki Gunung Dempu (Sumatera Selatan) didapat petilasan-waruga terbuat dari batu yang berlukiskan berwarna-warna dan seorang perwira memanggul Bendera Merah Putih : dalam kuburan purbakala itu didapat manik tanah berwarna merah putih pula.
             Sesudah Prasejarah ini maka bermulalah babakan pula sejarah (Protohistoria) Indonesia.

SESUDAH MASEHI

150     Kitab  Ramayana   karangan  Pujangga  Walmiki  dalam bahasa sansakerta menamai Nusa Indonesia (Yawadwipa) kepulauan Suwarna-rupyaka-dwipa yang berarti Nusa Emas dan Perak, yaitu Lambang logam Nusa Merah Putih.
Kekuasaan Maharaja Purnawarman, Kepala Negara Tarumanagara di Jawa Barat, dibandingkan dengan kibaran bendera (Dwadja). Bekas lukisannya memuliakan Kembang Tanjung. Semenjak Purnawarman maka mulailah burung Garuda sebagai kendaraan-wahana Mahadewa Wisnu. Burung Garuda dinamai Burung Merah Putih, yang dilukiskan pada lukisan Indonesiadan didapat pada candi Dieng, Prambanan, Panataran, dan lain-lainnya sebagai lambang Tenaga Pembangunan.

BABAKAN SEJARAH

Anggota keluarga Kaundiya dari Bukit Sigunting dekat kota Palembang dan pembentuk Radjakula Merah Putih Siguntang yang menguasai dan mendirikan kedatuan Sriwijaya. Radjakula Merah Putih ini adalah keluarga Syailendra. Sebelun tahun 517 berlangsung permainan turunnya warna Merah Putih berkilau di puncak Siguntang. Antara 517 dan 683 kekuasaan dipegang oleh Melayu Radjakula Syailendra ini adalah Sang Teri Buana.
683    Keluarga Sriwijaya datang ke Palembang dari Sumatera Tengah. Keluarga Syailendra berpindah dari Palembang menuju Jawa Tengah.
Lukisan Bendera Merah Putih dengan dinamai PATAKA di pahat di kaki candi Borobudur, yang menurut prasasti Karang Tengah didirikan sebelum tahun 824 T.M. Rupanya berupa umbul-umbul dan kata Pataka itu dituliskan diatas lukisan bendera yang dikibarkan oleh tiga orang pengawal. Pada dinding Borobudur dipahatkan beberapa kali kembang Tunjung Merah Putih dan Biru. Kata Dwadja dan Pataka lazim dipakai dalam perdaban Indonesia  lama. Sejak abad V , Dwadja dipakai dalam tulisan Tarumanegara semasa Purnawarman, dalam kitab Wirataparwa, sedangkan kata Pataka dipakai dalam kitab Sang Hyang Kamahayanikan. Kedua kata itu dipakai dalam kitab Dwadja lama bernama Ramayana. Kembang Tunjung Merah Putih juga dipahatkan pada dinding Candi Mendut yang hampir sama tuanya dengan Candi Borobudur.
898-910 Moharaja Balitung pertama kali dalam sejarah Indonesia menamai dirinya dengan Gelaran Garuda Muka.
Warna Merah putih dipakai untuk melukiskan akasan huruf di dinding Candi Prambanan. Pada dinding Candi itu didapat pula lukisan pahat yang menceritakan Ramayana. Cerita ini dimulai dengan lukisan burung Garuda memegang kembang Tunjung, burung Garuda dinamai juga burung Merah Putih. Lukisan Dwi-Warna itu dapat dirasakan pada pahatan Beruk Hanoman (putih yang ekornya sedang bernyala-nyala (merah) membakar Istana Dasamuka di Kerajaan Langka.
1066-42 Prabu Airlangga memakai lencana Garuda Mukha pada arca belahan beliau digambarkan sebagai Mahadewa Wisnu menunggang burung Garuda gelarnya Resi Gentayu (Garuda).
            Dalam Kitab Ramayana dalam bahasa Jawa lama berulang-ulang dipujikan keindahan kembang Tunjung berwarna Mabang-Maputih (Merah Putih). Kedua-duanya (Garuda Merah Putih) dan kembang Tunjung Merah Putih itu berlangsung dipekarangan Istana Malioboro (Yogyakarta) dan diantara Istana Merdeka dengan tunggul tiang Proklamasi di lapangan Gambir Utara (Jakarta).
1222-92 Keluarga Radjakula Merah Putih Tumapel berkuasa memerintah Singosari sejak kemenangan peperangan Ganter (1222). Pertemuan Ken Arok dan Ken Dedes ialah pembentukan Radjakula Merah Putih, yang berkuasa sampai runtuhnya Negara Singosari dan Majapahit pada permulaan abad ke XVI.
Menurut Prasasti Gunung Butak yang bertarich 1294, maka dalam pemberontakan Kediri dibawah pimpinan Jayakatwang dikibarkan bendera Merah Putih Tunggul Bang lawan Putih melawan tentara negara Singosari dibawah Prabu Kertanegara. Kediri menang dan Singosari runtuh, Kertanegara tewas, Jayakatwang berkuasa.
Majapahit berdiri kembali dan berkuasa sampai kira-kira tahun 1525. Patung raja pertama Kertanegara dengan permaisurinya dilukiskan dengan memegang kembang Tunjung. Puteri Merah Putih yaitu Dara Jingga dan Dara Perak, datang dari pulau Sumatera ke Majapahit.
1359  Prabu Hayam Wuruk mengunjungi tebat telaga tempat tumbuh kembang Tunjung Merah Putih di daerah Lumajang dekat pantai sebelah  selatan. Perkunjungan ini berlaku ketika mengitari Jawa Timur pada tahun 1359. Radjakula Majapahit memuliakan warna Merah Putih dengan memakai lambang berupa Buah Maja (Merah) oleh Sribaginda Hayam Wuruk. Sedangkan banteng putih ialah lambang lencana Raja Puteri Lasam.
Pujangga Prapanca menyelesaikan karangannya Negara Kertagama yang menceritakan perkembangan negara Singosari dan Majapahit. Dalam kitab itu pujangga nasional menggunakan keraton Majapahit sebagai keraton Merah Putih.
1399-1470 Raja Bone bernama Karampeluwa mengibarkan bendera Merah Putih, yaitu bendera Waromporong berupa merah dan umbul-umbul pengiringnya di kiri-kanan berwarna putih dengan bernama Calae ri atau Calae ri abeo.
Pengarang Antonio Pigafetta mengarang kamus kecil berisi 426 perkataan Indonesia. Didalam kata-kata itu disebutkan adanya kain merah putih di Indonesia yang dinamai Caln Mira dan Cain Puta yang disalin kedalam bahasa Italia dengan nama Alpanno Rasso dan Alpanno Blancho.

SEBELUM KEMERDEKAAN

1525-1575 Kerajaan Demak dan Panjang. Dua bilah cincin Majapahit berpermata Merah Putih diwariskan oleh negara itu kepada puteri raja Jepara bernama Kali Nyamat.
1575-1750 Kerajaan Mataram. Bendera Merah putih sebagai peninggalan Kyai Ageng Tarub dalam keraton Surakarta. Kerajaan Mataram memuliakan bendera Merah Putih bernama Gula Kelapa.
1625  Sultan Agung mengibarkan Bendera Merah Putih ketika menyerang Pati untuk melindungi tentaranya. Sejak lama telah menjadi lazim cerita bawang putih dan bawang merah, cerita Menak Jingga dan Macan putih dan penghormatan bubur Merah Putih.
………….
1825 19 Juni, rakyat mengibarkan bendera Merah Putih tanda perjuangan kemerdekaan dimulai dibawah pimpinan Diponegoro melawan kekuasaan penjajahan Belanda.
1826   di lereng Gunung Merapi kelihatan tanggal 17 November rakyat mengibarkan Bendera Merah Putih, yaitu sesudah peperangan Gawok dan menghadapi medan peperangan di sebelah selatan dan timur Yogyakarta.
1830-38 Peperangan Paderi dilanjutkan sejak tahun 1818. Pengikut dan Pemimpin Derakan Paderi itu banyak yang memakai pakaian serba merah dan Jubah putih.
Bendera Kudiman Merah Putih dikibarkan oleh pahlawan Bonifacio di Balentawak dalam revolusi memberontak kepada Spanyol menegakkan Republik Filipina.
1922  Merah  Putih  kepala kerbau dikibarkan perhimpunan Indonesia di tanah eropa sebagai lambang tujuan Indonesia Merdeka.
1927  Merah Putih Kepala Banteng dikibarkan Partai Nasional Indonesia (PNI) di tanah air sebagai lambang tujuan Indonesia Merdeka atas tenaga rakyat.
1928    Merah  Putih  dikibarkan  Angkatan  Pemuda  Indonesia di kota Jakarta (28 Oktober) dibawah pimpinan mahasiswa PPPI yaitu pada lahirnya lagu Indonesia Raya.
1933  Merah Putih Banteng seluruhnya dikibarkan Partindo di Surabaya, yang menetapkan bentukan Republik Indonesia ialah tujuan pergerakan rakyat.
1942  Penindasan tentara Jepang melarang Sang Merah Putih berkibar.
1944   Panitia Bendera Merah putih dibawah ki Hajar Dewantara, Sang Merah Putih dikibarkan sebgai penetapan lambang tujuan Indonesia Merdeka.

KEMERDEKAAN

1945   17 Agustus Sang Merah Putih dikibarkan di Jakarta pada hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1945  17 Agustus Sang Merah Putih diakui sebagai bendera Republik Indonesia. Sejak hari Proklamasi sampai berbulan-bulan lamanya bendera itu berkibar sebagai tanada kedaulatan Revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Bendera Merah putih berkibar dimana-mana dan berpuluh-puluh insiden bendera terjadi. Bendera Merah Putih dipertahankan disegala gedung dan pekarangan, serta dibela dengan senjata dan darah di medan pertempuran melawan musuh Kemerdekaan Nasional serta negara Republik Indonesia.

SESUDAH KEMERDEKAAN

, 4 Januari Bendera Proklamasi dibawa dengan kereta api olrh Kepala Negara, Soekarno-Hatta ke arah pedalaman. Disana Bendera Sang Saka itu berkibar selama revolusi di Istana Malioboro di kota Yogyakarta.
1949    Konstitusi RIS mengakui Bendera Sang Merah putih.
1950    Setelah berkibar empat tahun lamanya didaerah pedalaman maka sejak 4 Januari 1950 bendera Sang Saka berkibar kembali di Kota Jakarta.
1950   Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui sejak tanggal 17 Agustus 1945 bendera Sang Merah putih.
1950   Republik Indonesia menjadi anggota Persatuan Bangsa-Bangsa sejak tanggal 19 Oktober, bendera Merah putih berkibar di Laka Succes. Begitu juga bendera itu berkibar disegala perwakilan Indonesia di luar negeri serta di segala Konferensi  internasional yang dihadiri Indonesia.
1951   Bendera Sang Saka Merah Putih berkibar di Konferensi perdamaian di kota San Fransisco dan selama pekan Olahraga Nasional di kota Jakarta yang mempunyai Bendera Merah putih PON.
1953  8 Januari, Presiden Soekarno didampingi oleh Wakil Presiden Hatta berpidato membuka sidang parlemen dibawah lencana Rajawali Pancasila dengan diapait Kiri-kanan oleh bendera Sang Merah Putih.

LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA

SEJARAH
Penciptanya adalah W.R. Supratman, mula-mual diperdengarkan pada muka umum di Jakarta tangga 28 Oktober 1928 pada saat istirahat dalam kongres Pemuda II sidang terakhir. Pada zaman itu Belanda melarang lagu Kebangsaan Indonesia Raya karena takut timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia semakin menuntut kemerdekaan.
Hingga Belanda menyerah kepada Jepang 1943, lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Jepang diperbolehkan dikumandangkan, tetapi itupun tidak berlangsung lama. Diakhir tahun 1943 Jepang melarang lagi pemberontakan-pemberontakan sehingga akhir tahun 1944. Bendera dan lagu Kebangsaan diperbolehkan kembali disamping lagu Kebangsaan Jepang dan Bendera Hinomaru.

DASAR HUKUM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tanggal 26 Juni 1958 no. 44 (L.N. 1958-72) ditetapkan bahwa Lagu Kebangsaan Republik Indonesia adalah “Indonesia Raya”.
Menurut Penjelasan Peraturan Pemerintah tersebut diatas (T.L . No. 637) yang dimaksudkan denga Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Republik Indonesia ini adalah Lagu Indonesia Raya adalah Lagu Indonesia Raya ciptaan wage Rudolf Supratman yang untuk pertama kalinya dinyanyikan dimuka umum di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928 waktu diadakannya Kongres Pemuda seluruh Indonesia.Lagu tersebut telah mengalami perubahan oleh Panitia Peninjauan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya tahun 1943.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 24 TAHUN 2009, TENTANG BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

ATURAN MEMPERDENGARKAN/ MENYANYIKAN
Lagu Kebangsaan diperdengarkan/ dinyanyikan
Pada saat kesempatan diperdengarkan, maka lagu dinyanyikan lengkap satu kali yaitu stofe dengan dua kali ulangan.
Pada saat kesempatan dinyanyikan, maka lagu itu dinyanyikan lengkap satu bait, yaitu bait pertama, dengan dua kali ulangan.
Pada saat kesempatan tersebut pada  huruf b diatas, Lagu Kebangsaan dapat dinyanyikan penuh tuga bait dengan catatan, bahwa sesudah bait kedua dinyanyikan ulangan satu kali sedang sesudah bait penghabisan dinyanyikan ulangan dua kali.

PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN
Tersendiri
Sebagai salah satu atribut negara, lagu kebangsaan itu dalam mempergunakannya harus dihormati setinggi-tingginya dan sesuai denga kedudukannya.
Lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan :
Sebagai penghormatan kepad Presiden/ Wakil Presiden yang diadakan oleh Pemerintah dan oleh umum seperti saat melakukan kunjungan kedaerah-daerah pada saat tiba dan meninggalkan daerah.
Pada saat pertemuan-pertemuan resmi.
Pada saat penaikan/ penurunan bendera kebangsaan Republik Indonesia.
Selain kesempatan tersebut diatas dapat pula diperdengarkan/ dinyanyikan :
Sebagai pernyataan perasaan Nasional, dengan mana dimaksudkan misalnya pada sautu pertemuan hadirin spontan menyanyikan lagu kebangsaan.
Dalam rangkaian pendidikan dan pengajaran, dengan maksud pendidikan umum serta pengajaran-pengajaran disekolah-sekolah.
2.  Secara bersama-sama dengan Lagu Kebangsaan asing.
     Lagu Kebangsaan diperdengarkan/ dinyanyikan bersama
     sama dengan Lagu Kebangsaan asing sebagai berikut :
Apabila untuk Kepala Negara asing diperdengarkan Lagu kebangsaan negara asing, maka lagu Kebangsaan diperdengarkan terlebih dahulu, kemudian Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Pada waktu Duta besar asing menyerahkan surat kepercayaan, maka Lagu Kebangsaan negara asing diperdengarkan terlebih dahulu pada saat duta besar negara asing itu tiba, sedangkan lagu Kebangsaan Indonesia diperdengarkan pada saat duta besar meninggalkan Istana.
Jika pada saat pertemuan yang diadakan perwakilan pemerintah asing, maka Lagu Kebangsaan diperdengarkan terlebih dahulu dari Lagu Kebangsaan Negara asing.
Dalam suatu pertemuan umum maupun tertutup yang dihadiri oleh pejabat negara Republik Indonesia yang diundang sebagai pejabat negara, Lagu Kebangsaan negara asing tidak boleh diperdengarkan sendiri.

TATA TERTIB DALAM PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN
Sesuai dengan kedudukannya, maka :
Lagu kebangsaan tidak boleh diperdengarkan/ dinyanyikan pada waktu dan tempat menurut sesuka-sukanya sendiri.
Lagu Kebangsaan tidak boleh diperdengarkan/ dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan kata-kata, gubahan lain selain dari yang resmi.
Cara-cara penghormatan
Kewajiban pada saat diperdengarkan/ dinyanyikan lagu kebangsaan, maka :
Hadirin tegak berdiri
Hadirin yang berseragam menghormat sesuai aturan oraganisasinya.
Hadirin yang tidak berseragam memberi hormat dengan meluruskan lengan bawah dan melekatkan telapak tangan dengan jari merapat ke paha, penutup kepala harus dilepas, kecuali kopiah, sorban, ikat kepala dan kudung atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adat kebiasaan.

LARANGAN
Lagu kebangsaan wajib dihormati setinggi-tingginya demi kehormatan lagu kebangsaan
Menggunakan lagu kebangsaan sebagai reklame dalam bentuk apapun juga.
Menggunakan bagian-bagian Lagu Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukannya sebagai lagu Kebangsaan.

ANCAMAN HUKUMAN
Tindak pidana tersebut dibawah ini, yaitu :
Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk reklame dalam bentu apapun juga.
Menggunakan bagian-bagian daripada Lagu Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukan Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
Dalam suatu pertemuan, yang tidak dapat dilihat umum, mendengarkan/ menyanyikan Lagu Kebangsaan Negara asing sendiri tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari kepala daerah setempat yang tertinggi.
Menyanyikan Lagu kebangsaan pada waktu dan tempat sesuka-sukanya sendiri
Memperdengarkan/ menyanyikan Lagu kebangsaan dengan nada-nada, iringan, kata-kata atau gubahan yang lain, selain yang resmi.Untuk setiap pelanggaran diancam tiga bulan penjara.   


LAGU DIKLATSAR 10

MOYANG

Kakek moyangku orang pelanet,  Turun ke bumi mencari karet
Ditengah jalan diterkam monyet,  Pulang kerumah anunya lecet

Nenek moyangku orang berotak, Turun ke bumi mencari katak
Aduhai sayang kepalanya pitak, Pulang kerumah minum teh kotak

HANDUK PUTIH

Oh instrukturku, Betapa sayang padamu
Mari kesini, Mari ku bilang instrukturku
Handuk putih harum baunyaTanda kucinta padamu
Sebuah kapal, berlabuh di pelabuhan
Mari kesini, Mari ku bilang kekasihku
Sapu tangan harum baunya, tanda kucinta kepadamu
Bila nangis hapuslah air di matamu

IT’S A LONG WAY (NAMA ANGKATAN 2011)

It’s a long way to be PPI, it’s a long way to go
It’s a long long way to be PPI,To be the big family I know.
Googbye to PKB, goodbye Paskibra
It’s a long long way to be PPI, it’s a long way to go

TABAH

Daku kini tiada berarti, Hidup di dalam gemblengan
Siang malam di rundung malang, Badan terasa di siksa
Habis gelap terbitlah terang, Kuatkan iman selalu
Tabahkanlah lapangkan dada, Jauh dari putus asa
Selesai sudah masa diklatsar/asrama
Mari kita bersalaman, Caci maki selama ini
Bukan berarti di benci, Air mata titik berlinang
Menyingsing langkah tersulam
Puji syukur daku sembahkan, Kehadirat-Mu  tuhan

OH BEGINILAH
(Bahasa Indonesia)
Oh beginilah masa pendidikan,
Diosol osol terus dicarekan
Tapi biar tidak apa, asal untuk cita – cita,
Calon paskibra jaya selalu gembira

(Basa Sunda)
Sok kajeun teuing kuring rekngabagong,
Nu narenjokeun montong rea omong
Kieu so teh miceun tineung, Ka leuweung ge kuring ludeung
Calon paskibra jaya saeutik ge mahi

(Bahasa Inggris)
Hello every body, this is Paskibra,
Coming from West Java saying all goodbye
We leaved mama, me leaved papa, And everything past call mama
But we have a good spirit to make the best of it

Tidak ada komentar:

Posting Komentar