Minggu, 09 Oktober 2016

DIKLATSAR 1

DIKLATSAR 1
PENGENALAN PASKIBRAKA
SEJARAH
Pengibar bendera pusaka yang pertama adalah bapa Latief Hendraningrat dan Suhud S. Menjelang HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-2, presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya yaitu Bapak Mayor (L) Husein Mutahar untuk bertugas menyiapkan dan memimpin upacara peringatan HUT  Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-2 dihalaman istana presiden Gedung Agung Yogyakarta tanggal 17 Agustus 1946.
        Gagasan yang ada dalam benak beliau adalah bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, maka pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. Kemudian beliau memilih 5 orang pemuda  sebagai simbol Pancasila, 3 orang putri dan 2 orang  putra. Salah satunya adalah Titik Dewi pelajar SMA Sumatera Barat yang tinggal di Yogyakarta. Formasi pengibaran tersebut dilakukan juga pada tahun 1947 dan tahun 1948.
        Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia untuk pertama kalinya dilaksanakan di Istana Negara Jakarta tanggal 17 Agustus 1950 yang mana regu-regu pengibaran bendera ditentukan dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan.
        Tanggal 5 Agustus 1966 Bapak Husein Mutahar menjadi Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Layihan Pandu Indonesia/ Ditjen UDAKA, yang salah satu kegiatannya adalah latihan Pandu Iindonesia ber- Pancasila, sempat dua kali diadakan yaitu 1966-1967, kemudian diujicobakan untuk kurikulum pembinaan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka tahun 1967, dengan menggunakan Sistem Pendekatan Keluarga Bahagia yang penerapannya berupa Desa bahagia.
         Tahun 1967 H. Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menyiapkan pelaksanaan pengibaran Bendera Pusaka pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia dengan ide dasar tahun 1946,  maka beliau mengembangkan menjadi 3 kelompok :
·  Kelompok 17 Pengiring  (pemandu)
·  Kelompok 8 Pembawa (Inti)
·  Kelompok 45 Pengawal
Kelompok  ini melambangkan/bermakna hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
        Tahun 1967 sampai dengan 1972 anggota yang terlibat dalam pengibaran Bendera Pusaka disebut Pasukan Pengerek Bendera Pusaka  (PASERAKA).
         Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman melontarkan nama Pasukan Pengibar bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

PENGERTIAN
PASKIBRAKA adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Satu pasukan pemuda dari seluruh Indonesia yang mewakili propinsi dengan jumlah 54 orang, bertugas untuk mengibarkan dan menurunkan Bendera Pusaka, atau pemuda perwakilan daerah tingkat I dan daerah tingkat II untuk bertugas didaerahnya masing-masing.

DASAR
Rasa senasib, sepenanggungan dan seperjuangan
Rasa persaudaraan dan kekeluargaan
Rasa persatuan dan kesatuan menuju pertahanan dan ketahanan

MAKSUD
Diadakannya PASKIBRAKA adalah untuk menumbuhkan kembali jjiwa pandu, yang mana bila dia pandu adalah:
·   Pembuat karya
·   Pelopor perjuangan bangsa
·   Pemacu semangat
·   Pertahanan negeri
·   Pembentuk persaudaraan
·   Pembentuk persatuan dan kesatuan pemuda
·   Jiwa pandu yang tercermin dari bara api yang dibentuknya, bara   api itu semakin membara apabila dipadukan seluruhnya dan ia akan membentuk satu jiwa, yaitu jiwa KORSA (Komando Satu Rasa) ;
- Berani
- Disiplin
- Kritis
- Bertata krama
- Kreatif
- Non-pribadi
- Dan sebagainya

TUJUAN
Membentuk pemuda yang bermental baik
Membentuk persaudaraan antara pemuda
Menjadikan pemuda sebagai pelopor dan pandu ibu pertiwi

PERATURAN BARIS-BERBARIS (PBB)

SEJARAH
      Berbaris pertama kali dikenala pada zaman kekaisaran Romawi  pada saat kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu kerapihan, kekompakan, ketertiban dan kesigapan.
       Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada zamannya (baca sejarah Romawi).

PENGERTIAN
      Baris- berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh :
Ketegaran ¨   Keseragaman
Ketangkasan ¨   Kesigapan
Kelincahan ¨   Keindahan
Kerapihan ¨   Ketanggapan
Ketertiban ¨   Kewajaran tenaga
Kehidmatan ¨   Kesopanan
Kekompakan ¨   Ketelitian
Sikap bathin yang diperoleh :
 Ketenangan ¨   Keberanian
 Ketaatan ¨   Kekuatan
 Keikhlasan ¨   Kesadaran
 Kesetiakawanan ¨   Konsentrasi
 Kebersamaan ¨   Kebiasaan
 Persaudaraan ¨   Berani berkorban
 Keyakinan ¨   Persatuan



MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud     = Sebagai pendidikan/ latihan awal bela negara, sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara Indonesia seperti yang terantum dalam UUD 1945.
Tujuan   = Menumbuhkan  disiplin,  mempertebal rasa  dan semangat kebangsaan dan patriotisme yang tinggi sehingga tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi pula atau menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin dengan senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu seacra tidak langsung menanamkan rasa tanggung jawab.

INGAT !!! 7 Pelatihan Inti PBB

Sikap dan penampilan
(Tanggap, Tanggon dan Trengginas)
Hentakan kaki
Patah-patah
Rata-rata air
Irama langkah
Kewajaran tenaga
Konsentrasi

PENGELOMPOKAN PBB

PBB I

SIKAP SEMPURNA

Ketentuan umum dalam sikap sempurna sebagai berikut:
Sikap sempurna diawali dari sikap istirahat.
Aba-aba dalam sikap sempurna terdiri atas.
Pada posisi berdiri “SIAP  =  GERAK”.
Pada posisi duduk “DUDUK SIAP = GERAK”.
(2) Pelaksanaan sikap sempurna posisi berdiri diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Sikap berdiri badan tegak.
Kedua tumit rapat dengan kedua telapak kaki membentuk sudut 45o.
Lutut lurus dan paha dirapatkan, tumpuan berat badan dibagi atas kedua kaki.
Perut ditarik dan dada dibusungkan.
Pundak ditarik sedikit kebelakang dantidak dinaikkan.
Kedua tangan lurus dan rapat disamping badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan mengepal tidak terpaksa dirapatkan pada paha.
Punggung ibu jari menghadap kedepan merapat pada jahitan celana.
Leher  lurus, dagu ditarik sedikit ke belakang.
Mulut ditutup, pandangan mata lurus mendatar kedepan, bernapas  sewajarnya.

(3) Pelaksanaan sikap sempurna posisi duduk di kursi diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Sikap  duduk dengan badan tegak, punggung tidak bersandar  pada sandaran kursi.
Kedua kaki rapat tumit dirapatkan dengan kedua telapak kaki membentuk sudut 45o.
Beratbadan bertumpu pada pinggul.
Lutut dan paha dibuka selebar bahu.
Khusus Wanita TNI saat menggunakan rok lutut dan paha dirapatkan.
Perut ditarik dan dada dibusungkan sewajarnya.
Kedua tangan menggenggam lurus kedepandiletakkan di atas lutut dengan punggung tangan menghadap  keatas.
Leher  lurus, dagu ditarik  ke belakang sewajarnya.
Mulut ditutup, pandangan mata lurus mendatar kedepan, bernapas sewajarnya.

(4) Pelaksanaan sikap sempurna posisi duduk bersila diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
sikap duduk bersila  dengan badan tegak.
kaki kiri berada di bawah kaki kanan.
berat badan bertumpu pada pinggul.
Perut ditarik dan dada dibusungkan sewajarnya.
Kedua tangan menggenggam lurus kedepandiletakkan di atas lutut dengan punggung tangan menghadap  keatas.
Leher  lurus, dagu ditarik  ke belakang sewajarnya.
Mulut ditutup, pandangan mata lurus mendatar kedepan, bernapas  sewajarnya.

2. ISTIRAHAT DITEMPAT
Ketentuan umum dalam istirahat sebagai berikut:
Sikap istirahat diawali dari sikap sempurna.
Aba-aba dalam sikap istirahat adalah:
Istirahat biasa  “ISTIRAHAT  DI TEMPAT = GERAK”.
Istirahat perhatian “UNTUK PERHATIAN, ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK”.
Istirahat Parade “PARADE, ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK”.

(2) Khusus gerakan istirahat perhatian kepala dan pandangan mata ditujukan kepada yang memberikan perhatian maksimal 45º.

(3) Pelaksanaan sikap istirahat posisi berdiri diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Kaki kiri dipindahkan kesamping kiri, dengan jarak selebar bahu.
Kedua belah tangan dibawa kebelakang dengan posisi kedua kepalan tangan dibawah pinggang/kopelrim.
Punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri.
Tangan kanan menggenggam.
Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tepat dipergelangan tangan kanan.
Pandangan mata tetap lurus  ke depan.
Khusus istirahat parade posisi kedua kepalan tangan diletakkan di atas pinggang/kopelrim bagian belakang.

(4) Pelaksanaan sikap istirahat posisi duduk di kursi diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kedua  kaki dibuka selebar bahu.
b. Wanita TNI/PNS Wanita  yang menggunakan celana panjang kedua tumit dan lutut tetap dibuka selebar bahu.  Wanita TNI/PNS Wanita yang menggunakan rok, tumit dan lutut tetap rapat.
c. Badan dikendorkan.
d. Lengan dibengkokan/ditekuk, jari-jari tangan dibuka, punggung tangan menghadap  keatas, tangan kiri diletakkan di atas paha kiri dan tangan kanan di atas paha kanan.
e. Pandangan mata lurus ke depan.

(5) Pelaksanaan sikap istirahat posisi duduk bersila diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Badan dikendorkan.
Kedua lengan dibengkokkan didepan badan, dan kedua lengan bersandar diatas paha.
Tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk, punggung kedua tangan menghadap  ke atas.
Kedua kaki tetap bersila rapat.
Kaki kiri berada di bawah kaki kanan diatas.
Tumpuan berat badan bertumpu pada pinggul.
Pandangan lurus  kedepan.
Wanita TNI/PNS Wanita  yang menggunakan celana panjang mengikuti ketentuan yang berlaku.
Wanita TNI/PNS Wanita yang menggunakan rok, kedua kaki dilipat dibawah pinggul posisi lutut di depan rapat.

HORMAT
Aba-aba : HORMAT = GERAK
Posisi  badan  dari pinggang  keatas  sama  dengan  sikap sempurna, kecuali tangan kanan.
Telapak  tangan kanan  dibuka dan harus rata, bila dilihat dari depan harus terlihat satu garis.
Tempelkan jari tangan diujung luar alis kanan (tanpa merubah posisi bahu sikut). Demikian pula bila memakai topi, jari tangan harus menempel ke lidah topi.
Prosesnya : Rentangkan tangan kekanan 900 kedepan 150.
Aba- aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
 
BERKUMPUL
Berkumpul.
Berkumpul formasi bersaf.
Dari istirahat bebas.
Aba-aba:”BERSAF KUMPUL = MULAI “.“SELESAI”.
Pelaksanaan:
Komandan/pemimpin memanggil satu orang sebagai penjuru.Contohnya: “KOPDAJEFRISEBAGAIPENJURU”.
Kopda Jefri menghadap penuh ke arah pemanggil, mengambil sikap sempurna dan mengulangi kata-kata pemanggil. “SIAP KOPDA JEFRI SEBAGAI PENJURU”.
Mengambil sikap berlari  menuju pemanggil dan berhenti ± 6 langkah di depannya menghadap penuh.
Komandan/Pimpinanmemberi aba-aba petunjuk dan peringatan“PELETON I - BERSAF KUMPUL”, secara serentak seluruh personel mengambil sikap sempurnadan menghadap penuh.
Setelah aba-aba pelaksanaan “MULAI” seluruh personel mengambil sikap berlari kemudian berlari menuju kepenjuru.
Selanjutnya masing-masing personel menempatkan diri di belakang dan samping kiri penjuru, membentuk formasi bersaf.
Penjuru mengucapkan “LURUSKAN”, personel yang dibelakang penjuru melaksanakan lencang depan kemudian tangan diturunkan sedangkan yang dikiri penjuru secara serentak memalingkan kepala kekanan untuk meluruskan dengan melencangkan lengan kanan untuk saf depan dan memalingkan kepala seluruhnya 450 kecuali penjuru paling kanan.
Penjuru kanan mengucapkan “LURUS” maka saf depan menurunkan lengan dan secara serentak kepala kembali menghadap kedepan dalam keadaan sikap sempurna.
Setelah ada aba-aba “SELESAI”, seluruh pasukan  mengambil sikap istirahat.
Berkumpul formasi berbanjar.
Dari istirahat bebas.
Aba-aba:”BERBANJAR KUMPUL = MULAI“.
Pelaksanaan:
Komandan/pemimpin memanggil satu orang sebagai penjuru.Contohnya : “KOPDA DADANG SEBAGAI PENJURU”.
Kopda Dadang menghadap penuh ke arah pemanggil, mengambil sikap sempurna dan mengulangi kata-kata pemanggil.“SIAP KOPDA DADANG SEBAGAI PENJURU”.
Mengambil sikap berlari kemudianberlari  menujupemanggil dan berhenti ± 6 langkah di depannya menghadap penuh.
Komandan/Pimpinan memberi aba-aba petunjuk danperingatan “PELETON I BERBANJAR KUMPUL”, secara serentak seluruh personel mengambil sikap sempurnadan menghadap penuh
Setelah aba-aba   pelaksanaan “MULAI” seluruh personel mengambil sikap berlari kemudian berlari menuju kepenjuru.
Selanjutnya masing-masing personel menempatkan diri  di samping kiri dan belakang penjuru, membentuk formasi berbanjar.
Penjuru mengucapkan “LURUSKAN”, personel yang lainnya secara serentak untuk yang dikiri penjuru melaksanakan lencang kanan dan memalingkan kepala kekanan kemudian menurunkan tangan menghadap kedepan sedangkan yang dibelakang penjuru melaksanakan lencang depan untuk meluruskan.
Setelah orang yang paling belakang/banjar kanan paling belakang melihat barisannya sudah lurus, maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan “LURUS”, secara serentak personel yang dibelakang penjuru menurunkan lengan kanan dan kembali kesikap sempurna.
Setelah ada aba-aba “SELESAI” seluruh pasukan  mengambil  sikap istirahat.
Apabila lebih dari 9 orang selalu berkumpul dalam bersyaf 3 atau berbanjar 3, kalau kurang dari 9 orang menjadi bersaf/berbanjar satu.Meluruskan ke depan hanya digunakan dalam berbentuk berbanjar.Penunjukan penjuru tidak berdasarkan kepangkatan.

BERHIMPUN
 (1) Aba-aba:
a. ” BERHIMPUN = MULAI “.
b. “SELESAI”.
(2) Pelaksanaan:
a. Pada waktu aba-aba peringatan seluruh anggota mengambil sikap sempurna senjata disamping kanan badan dan menghadap penuh kepada yang memberi aba-aba.
b. Pada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil sikap depan senjata kemudian sikap belari, selanjutnya lari menuju di depan komandan dengan jarak 3 langkah dan tegak senjata sikap sempurna.
c. Komandan langsung  memberi aba-aba istirahat ditempat kemudian mengambil sikap istirahat.
d. Setelah ada aba-aba “SELESAI”, seluruh anggota mengambil sikap sempurna, balik kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
e. Pada saat datang ditempat komandan serta kembali tidak menyampaikan penghormatan.

PERIKSA KERAPIHAN
Ketentuan umum dalam periksa kerapian sebagai berikut:
Diawali dari posisi istirahat.
Khusus dilaksanakan pada pasukan yang dalam posisi berdiri
Aba-aba dalam periksa kerapian:
Periksa kerapian biasa  “PERIKSA  KERAPIHAN = MULAI  = SELESAI “.
Periksa kerapian parade “PARADE PERIKSA KERAPIHAN = MULAI = SELESAI “.

Tata cara periksa kerapian biasa dan parade dilaksanakan dengan urutan sebagai   berikut:
Saat aba-aba “MULAI” melaksanakan sikap sempurna.
Badan dibungkukkan  900, kaki lurus.
Kedua tangan tergantung lurus kebawah, kelima jari dibuka.
Selanjutnya merapihkan bagian bawah secara berurutan.
Dimulai  dari kaki kiri  dan kaki kanan (bagian tali sepatu).
Dilanjutkan merapihkan saku celana bagian lutut sebelah kiri dan kanan (bila menggunakan PDL).
Berikutnya menarik ujung baju bagian bawah depan.
Menarik ujung baju bagian bawah belakang.
Merapihkan  lidah/tutup saku dada bagian kiri dan kanan.
Merapihkan  kerah baju bagian kiri dan kanan.
Membetulkan tutup  kepala (topi/baret).
Selanjutnya tangan  kembali  ke sikap sempurna.
Setelah ada aba-aba pelaksanaan “SELESAI”  kembali  ke sikap istirahat.

PBB II

LARI MAJU
Gerakan langkah berlari dari sikap sempurna.
a. Aba-aba:”LARI MAJU = JALAN“.
b. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dengan lemas dan di letakkan dipinggang sebelah depan, punggung tangan menghadap keluar.
2. Ke dua siku sedikit kebelakang, badan agak dicondongkan kedepan.
3. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai menghentakkan kaki kiri dan selanjutnya lari dengan cara kaki diangkat secara bergantian dan sedikit melayang, selanjutnya kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.

LENCANG DEPAN
Ketentuan umum lencang depan sebagai berikut:
Pasukan dalam posisi sikap sempurna.
Aba-aba sebagai berikut:
Untuk lencang depan “LENCANG DEPAN = GERAK “
Untuk setengah lengan lencang depan “LENCANG DEPAN = GERAK “
Dilaksanakan dalam formasi berbanjar.
Tata cara lencang depan diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Dilaksanakan pada saat pasukan dalam formasi berbanjar.
b. Penjuru tetap sikap sempurna sedangkan  banjar kanan nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan jari-jari tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas jarak 1 lengan ditambah 2 kepal orang yang di depannya.
c. Banjar dua dan  tiga saf terdepan mengambil antara satu lengan/setengah lengan disamping kanan, setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali  dengan serentak.
d. Pada aba-aba “TEGAK = GERAK” banjar kanan kecuali penjuru secara serentak menurunkan lengan dan berdiri dalam sikap sempurna.

SETENGAH   LENGAN LENCANG KANAN/ KIRI
Ketentuan umum lencang depan sebagai berikut:
Pasukan dalam posisi sikap sempurna.
Aba-aba sebagai berikut:
Untuk lencang depan “SETENGAH LENCANG KANAN = GERAK “
Untuk setengah lengan lencang depan “LENCANG DEPAN = GERAK “
Dilaksanakan dalam formasi berbanjar.
Tata cara setengah lengan lencang kanan dan atau setengah lengan lencang kiri diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Secara umum pelaksanannya sama seperti lencang kanan/kiri.
Tangan kanan/kiri diletakkan dipinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh  lengan orang yang berdiri disebelah  kanan/kirinya, pergelangan tangan lurus, ibu jari disebelah belakang dan empat jari lainnya rapat disebelah depan.
c. Pada aba-aba “TEGAK = GERAK” semua serentak menurunkan lengan memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

LENCANG KANAN/KIRI
Pasukan dalam posisi sikap sempurna.
Aba-aba sebagai berikut:
Lencang kanan/kiri “LENCANG KANAN/KIRI = GERAK “
Dilaksanakan dalam formasi bersaf dan berbanjar.
Tata cara lencang kanan dan atau lencang kiri diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Dilaksanakan pada saat pasukan dalam formasi bersaf.
Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri kesamping sampai menyentuh bahu orang yang berada disebelah kanan/kiri, jari-jari tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,bersamaan dengan itu kepala dipalingkan ke kanan/kiri dengan tidak terpaksa.
Penjuru saf tengah dan belakang, melaksanakan lencang depan 1 lengan ditambah 2 kepal, setelah lurus menurunkan tangan secara bersama-sama kemudian ikut memalingkan muka ke samping kanan/kiri dengan tidak mengangkat tangan.
Masing-masing saf meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang-orang yang berada disebelah kanan/kiri sampai kepada penjuru kanan/kirinya.
Penjuru kanan/kiri tidak berubah tempat.
Setelah lurus aba-aba “TEGAK = GERAK”.
Kepala dipalingkan  kembali  ke depan bersamaan tangan kanan kembali  ke sikap sempurna.


BERHITUNG
Berhitung dalam bentuk formasi bersaf.
a. Dari sikap sempurna  berdiri
b. Aba-aba: “HITUNG  = MULAI”.
c. Pelaksanaan:
1. Setelah ada aba-aba peringatan:”HITUNG”,kemudian barisan yang berada di saf paling depan semua memalingkan kepala secara serentak ke arah kanan 45º, personel yang bertindak sebagai penjuru kanan tetap bersikap sempurna.  untuk saf kedua dan seterusnya kepala tetap lurus ke depan.
2. Aba-aba pelaksanaan:”MULAI” hitungan pertama (satu) diawali dari penjuru kanan dengan kepala tidak dipalingkan.
3. Untuk urutan kedua dan seterusnya bersamaan dengan menyebut hitungan dua dan seterus kepala dipalingkan ke arah semula (lurus  ke depan).
4. Untuk personel  paling kiri belakang melaporkanjumlah kekurangan atau “LENGKAP”.

(2) Berhitung dalam bentuk formasi berbanjar.
a. Dari sikap sempurna berdiri.
b. Aba-aba:   “HITUNG = MULAI”
c. Pelaksanaan:
1. Personel paling depan banjar kanan mengawali hitungan pertama danberturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing dengan  kepala tetap tegak.
2. Untuk saf kedua,ketiga dan seterusnya melanjutkan hitungan,  kepala tetap lurus  ke depan.
3. Personel paling kiri belakang berteriak melaporkan jumlah kekurangan “LENGKAP”.

LEPAS/ KENAKAN TOPI
Dilaksanakan dalam posisi pasukan istirahat ditempat.

Aba-aba peringatan LEPAS TOPI, pasukan langsung sikap sempurna.
Aba-aba pelaksanaan MULA, pasukan melaukan gerakan.
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir (penutup).
Kedua tangan memegang lidah topi,
Topi diangkat sedikit diatas kepala,
Pindahkan topi ke depan dada,
Pindahkanlah topi kesebelah kiri, lidah topi dipegang tangan kiri memegang keatas, posisinya siku-siku, sikut rapat ke pinggang, tangan kanan mengantar.
Hitungan 1 (penutup) langsung sikap sempurna.
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.

Aba-aba KENAKAN TOPI, pasukan sikap sempurna.
Aba-aba MULAI, pasukan melakukan gerakan.
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir (penutup).
Tangan kanan memegang lidah topi,
Pindahkan topi ke depan dada dengan tangan kanan dan kiri memegang lidah topi.
Topi dibalik.
Topi ditempelkan diatas kepala dengan tangan kanan memegang lidah topi dan tangan kiri memegang bagian belakang topi.
Topi dimasukan ke kepala.
Hitungan 1 (penutup) langsung sikap sempurna.
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.

SIKAP DUDUK SIAP DAN ISTIRAHAT
Aba-aba  : DUDUK SIAP =  GERAK
Saat duduk dikursi, Badan tegak sikap sempurna, tumit rapat, punggung tidak bersandar, dua tangan digenggam simpan diatas paha, punggung tangan menghadap keatas.
Saat duduk di lantai putra SILA, badan tegak, tangan digenggam, lengan bagian bawah menempel pada lutut. Putri dalam posisi EMOK, tangan digenggam simpan diatas paha, badan tegak,
Aba-aba : ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK, badan tidak terlalu tegak (santai).
Pasukan dapat mengucapkan TERIMA KASIH, dengan catatan suasana sedang santai, tidak terlalu resmi, ataupun sedang dalam latihan.
Sedangkan dalam suasana resmi, seperti upacara, pasukan tidak perlu mengucapkan TERIMA KASIH.
Penguapan TERIMA KASIH ini merupakan ciri khas dari Paskibra Kotamadya Bandung yang mempunyai kaidah bergaul SA-TO-TE-MA (Salam, Tolong, Terima Kasih, Maaf).

ATURAN MENGHADAP, KELUAR MASUK BARISAN,  BERTANYA, dan MENJAWAB

ATURAN KELUAR BARISAN
Untuk shaf terdepan tidak perlu balik kanan, tetapi langsung menuju ke arah yang memanggil.
Bila bershaf, maka untuk shaf bagian tengah dan belakang, melakukan balik kanan kemudian melalui belakang shaf paling belakang, selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju ke arah yang memanggil.
Bila berbanjar, maka shaf tengah dan belakang, melakukan balik kanan kemudian melakukan balik kanan kemudian memilih belakang shaf sendiri terus memilih jalan yang terdekat menuju  ke arah yang memanggil.
Bagi orang yang berada dibanjar kanan/ kiri tanpa balik kanan langsung menuju ke arah yang memanggil.
Untuk kepraktisan dan keindahan dalam baris-berbaris orang yang berada di banjar kanan/ kiri , melakukan gerakan hadap kanan/ kiri terlebih dahulu, langsung berjalan menuju ke arah yang memanggil.
Apabila salah seorang dalam barisan akan meninggalkan barisan, maka terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan meminta izin kepada yang di depan dengan cara mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.

Contoh, siswa yang akan meninggalkan barisan mengangkat tangan,
Pelatih bertanya : Ada apa ?
Siswa Menjawab : Ke belakang ?
Pelatih memutuskan : Baik, lima menit kembali
(beri batas waktu sesuai keperluan)
Siswa yang akan meninggalkan barisan mengulangi :          
 “ Siap, Lima menit kembali”,
setelah mendapat izin, kemudian dia menuju tempat sesuai keperluannya.

ATURAN MASUK BARISAN
Bila keperluan siswa telah selesai, maka siswa tersebut menghadap ±  6 langkah di depan komandan/ orang yang sedang memberikan aba-aba/ materi.
Tanpa menghormat terlebih dahulu, langsung laporan sebagai berikut (misalnya) : “ Lapor, ke belakang selesai, laporan selesai.”
Komandan/ pemberi aba-aba/ materi, memberikan perintah, “ Masuk Barisan”.
Siswa tersebut mengulangi perintah tersebut, kemudian menghormat, balik kanan dan kembali kebarisannya pada kedudukan semula.
    Bila   tidak ada   tempat yang kosong dalam  barisan, maka
    tunggulah sampai ada aba-aba Lencang kanan/ kiri atau   setengah Lencang kanan/ kiri, kemudian siswa tersebut masuk kebarisan.

ATURAN MENGHADAP dan TAMPIL KEDEPAN
Apabila siswa dipanggil oleh komandan/ pemberi aba-aba sedang dalam barisan. “ Siswa Jalu tampil ke depan.”
Siswa sedang mengucapkan “Siap, Siswa Jalu tampil kedepan”.
Siswa tersebut kemudian keluar barisan sesuai denga tata cara keluar barisan dan menghadap ±  6 langkah di depan oleh komandan/ pemberi aba-aba/ yang memanggil.
Kemudian mengucapkan kata-kata :” siap menghadap”, selanjutnya menunggu perintah.
Setelah mendapatkan perintah, maka siswa tersebut mengulangi perintah tersebut, misal :
Pelatih : “ terangkan tentang PBB II”.
Siswa : “ terangkan tentang PBB II.”
Selanjutnya melaksanakan perintah tersebut .
Bila telah selesai, siswa tersebut menghadap ke komandan/ pemberi aba-aba/ yang memanggil dan mengucapkan kata-kata : “Menerangkan PBB II telah dilaksanakan, laporan selesai.
Setelah mendapat perintah “kembali ketempat”, siswa tersebut mengulangi perintah kemudian menghormat, kemudian kembali ketempat semula dalam barisan.
Apabila ada siswa yang berkeinginan tampil kedepan misalnya untuk menerangkan sesuatu, maka siswa tersebut mengacungkan tangannya agar terlihat oleh pelatih/ komandan, dan mengucapkan kata-kata:” Izin tampil kedepan”, setelah dipersilahkan maka siswa tersebut segera tampil ke depan.
Catatan : Siswa ini bukan pangkat/ jabatan, dipakai untuk membedakan nama orang yang dipanggil (misalkan ada senior dan yunior yang kebetulan bernama sama).

ATURAN BERTANYA dan MENJAWAB
Bila ada pertanyaan dari siswa, maka anggota tersebut mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.
Contoh, siswa yang bertanya mengangkat tangan,
Pelatih bertanya : Ada apa  ?
Siswa menjawab : Izin bertanya !
Pelatih mengucapkan : Silahkan (apa saja yang pantas)
Bila ada pelatih yang bertanya pada siswanya, maka salah seorang siswanya itu langsung mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan, kemudian mengucapkan “ Izin menjawab”.
Jika ada yang bertanya ataupu akan menjawab, dan siswa dalam keadaan istirahat ditempat, maka siswa tersebut harus mengambil sikap sempurna terlebih dahulu.


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar